Napoli sempat 22 pekan berada di puncak klasemen Serie A. Namun sejak pekan ke-23, Partenopei turun ke posisi dua hingga pada akhirnya dipastikan gagal juara.
Kekalahan 0-3 dari Fiorentina pada pekan ke-35 praktis mengecilkan peluang Napoli untuk juara. Hasil imbang kontra Torino membuat kans menyalip Juventus menjadi tak realistis lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juventus juara dengan 92 poin, menyisakan satu partai tersisa. Sementara Napoli tertinggal empat poin.
"Tak perlu diucapkan lagi bahwa Juve lebih kuat di setiap hal. Tapi saya belum cukup banyak menyaksikan mereka untuk bilang apakah mereka adalah yang terbaik," ungkap pelatih Napoli Maurizio Sarri kepada Mediaset Premium seperti dilansir Football Italia.
Sarri mengatakan bahwa kekalahan dalam laga tandang ke Fiorentina amat memengaruhi timnya ke depannya. Hasil itu sendiri tak terlepas dari fakta bahwa para pemainnya di malam sebelumnya, menyaksikan bagaimana Juventus membalikkan keadaan di markas Inter Milan dan menang 3-2 di masa injury time.
Kemenangan Juventus itu memukul psikologis pemain dan mereka kesulitan bangkit usai kalah dari Fiorentina. Menariknya setiap kali Napoli kalah, selalu ada hasil imbang yang mengikuti, menunjukkan betapa rapuhnya mentalitas mereka. Sarri menyadari perlu proses untuk membenahi sektor ini.
"Kami perlu tidur lebih dini pada Sabtu malam di Florence. Tim mengalami pukulan telak secara psikologis dan merasakannya karena waktu dan cara hasil tersebut keluar. Satu-satunya penyesalan yang saya punya musim ini adalah kami kehilangan Scudetto di hotel dan bukan di lapangan," ungkap Sarri.
Baca juga: Hamsik: Mimpi Napoli Sudah Hancur |
"Kami kalah tiga pertandingan dan selalu berimbang setelah masing-masing kekalahan tersebut. Tim ini sensitif dan jelas rapuh dalam beberapa hal. Kami harus bekerja keras, Lega Serie A juga."
"Kami bermain setelah Juve 14 kali di 16 laga terakhir dan melihat Juve kurang lebih selalu menang, itu sangat merusak psikologis kami," tandas Sarri. (raw/raw)