Bagaimana Rasanya Raih Scudetto, Sarri?

Bagaimana Rasanya Raih Scudetto, Sarri?

Adhi Prasetya - Sepakbola
Senin, 27 Jul 2020 09:20 WIB
UDINE, ITALY - JULY 23: Maurizio Sarri head coach of Juventus looks on during the Serie A match between Udinese Calcio and Juventus at Stadio Friuli on July 23, 2020 in Udine, Italy. (Photo by Alessandro Sabattini/Getty Images)
Sarri akhirnya jadi juara Liga Italia bersama Juventus. Foto: Getty Images/Alessandro Sabattini
Turin -

Maurizio Sarri akhirnya meraih scudetto pertama dalam kariernya bersama Juventus. Bagaimana rasanya, Sarri?

Juventus mengunci gelar juara Liga Italia musim ini di pekan ke-36. Menghadapi Sampdoria, Senin (27/7/2020) dini hari WIB, Bianconeri menang 2-0 berkat gol-gol dari Cristiano Ronaldo (45') dan Federico Bernardeschi (67').

Dengan koleksi 83 poin, Juventus tak mungkin bisa dikejar lagi oleh Inter Milan di dua laga sisa dan baru mengumpulkan 76 poin. Ini merupakan trofi kedua Sarri sepanjang kariernya, namun yang pertama diraihnya di Italia. Sebelumnya, ia meraih Liga Europa musim lalu bersama Chelsea.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT



"(Memenangi scudetto) rasanya spesial tentu saja. Sulit untuk meraih kemenangan, dan semakin sulit untuk selalu menang, karena menganggap itu hal yang biasa adalah sebuah kebohongan besar," ujar Sarri selepas laga kepada Sky Sport Italia.

"Gelar ini tak semudah yang dibayangkan. Butuh perjalanan panjang, sulit, bikin stres, dan tim ini berhak mendapat kredit atas konsistensi mereka yang tetap lapar gelar dan terus mengejar gelar juara meski sudah menang delapan kali beruntun," sambungnya.

Sarri masuk menggantikan Massimiliano Allegri di awal musim ini, yang telah memberikan stabilitas permainan selama 5 musim terakhir. Sarri mengakui kedatangannya tentu tak mudah, apalagi Paulo Dybala dkk kini harus memainkan gaya sepakbola yang berbeda.

"Dalam hal organisasi, Juventus adalah klub papan atas Eropa. Saya tak bisa meminta lebih. Tentu butuh waktu untuk bisa terbiasa di sini, memahami pendekatannya, cara bekerja di sini, lalu setelahnya baru saya mencoba mengubah beberapa hal," kata Sarri.

"Tidak bisa tiba-tiba masuk ke klub yang sudah juara delapan tahun beruntun lalu langsung melakukan perubahan. Itu bukan hal yang cerdas."

Sarri juga bisa mengontrol ruang ganti Juventus, yang mayoritas berisi pemain bintang dan sudah meraih gelar lebih banyak darinya. Ia menyebut diskusi dengan para pemain adalah kuncinya.

"Itu selalu terjadi di ruang ganti manapun kan? Kami semua mencoba melakukan perbaikan dan mencari cara yang bisa membuat semua orang senang, karena ini adalah kolaborasi. Semakin kita terbuka dalam menghadapi masalah, semakin mudah pula mengatasinya," ujar Sarri.

"Saya bilang ke para pemain, kalau kalian bisa juara dengan dilatih saya yang tak pernah menang apapun sebelumnya, kalian pasti pemain yang luar biasa," tegas allenatore 61 tahun itu.

Selamat, Sarri!




(adp/aff)

Hide Ads