Kata Sarri, Raih Scudetto di Juventus Sudah Dianggap Biasa

Kata Sarri, Raih Scudetto di Juventus Sudah Dianggap Biasa

Adhi Prasetya - Sepakbola
Selasa, 06 Jul 2021 17:40 WIB
TURIN, ITALY - AUGUST 01: Juventus FC head coach, Maurizio Sarri, celebrates with the trophy after the Serie A match between Juventus and  AS Roma at Allianz Stadium on August 1, 2020 in Turin, Italy.  (Photo by Valerio Pennicino/Getty Images)
Sarri berfoto dengan trofi juara Liga Italia pada musim 2019/20. Foto: Getty Images/Valerio Pennicino
Jakarta -

Maurizio Sarri berbicara soal masa-masa saat melatih Juventus. Pria kelahiran Naples itu merasa gelar scudetto yang ia berikan tak dianggap begitu berharga.

Sarri adalah manajer terakhir yang memberi gelar juara Liga Italia untuk Juventus, tepatnya di musim 2019/20. Menggantikan Massimiliano Allegri yang telah memberi 11 trofi untuk Bianconeri, beban berat sempat dipikul allenatore 62 tahun itu.

Apalagi berbeda dengan musim-musim sebelumnya, para rival semakin berbenah dan bertambah kuat. Mereka kehilangan gelar Piala Super Italia di tangan Lazio, lalu Coppa Italia di tangan Napoli. Belum lagi pandemi virus Corona menghantam sejumlah pemain Bianconeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juventus pada akhirnya berhasil mengunci trofi Serie A yang kesembilan secara beruntun, meski hanya unggul satu angka dari Inter Milan yang menjadi runner-up, sekaligus menyelamatkan muka Sarri.

Namun Sarri akhirnya didepak usai Juventus tersingkir dari 16 besar Liga Champions di tangan Lyon. Ia kemudian cuti melatih selama setahun, dan sekarang bergabung dengan Lazio untuk dua tahun ke depan.

ADVERTISEMENT

Gelar scudetto bersama Juventus merupakan trofi domestik pertama yang diraih Sarri dalam karier manajerialnya di level top, setelah sebelumnya baru pernah meraih Liga Europa bersama Chelsea.

Meski begitu, ia tak mendapat kesan positif dari Juventus. Ia melihat gelar yang ia dapatkan dengan susah payah dianggap lalu begitu saja, bagaikan rutinitas biasa.

"Scudetto sudah dianggap biasa di Juventus, di dalam dan luar lapangan. Kami bahkan tak merayakannya. Semua pergi makan malam sendiri-sendiri," kata Sarri kepada SportItalia.

"Mungkin tahun terbaik untuk pergi ke Juventus adalah saat ini, sebab finis peringkat empat pun dirayakan. Di sepakbola, kemenangan bukanlah kepastian. Kadang kamu bekerja keras, tapi tetap tak bisa menang," jelasnya.

(adp/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads