Pirlo Lebih Suka Kalah daripada Menang tapi Main Bertahan

Pirlo Lebih Suka Kalah daripada Menang tapi Main Bertahan

Okdwitya Karina Sari - Sepakbola
Rabu, 18 Agu 2021 01:00 WIB
TURIN, ITALY - MARCH 21: Andrea Pirlo, Head Coach of Juventus looks on prior to the Serie A match between Juventus and Benevento Calcio at Allianz Stadium on March 21, 2021 in Turin, Italy. Sporting stadiums around Italy remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Valerio Pennicino/Getty Images)
Eks pelatih Juventus Andrea Pirlo mengaku lebih suka kalah ketimbang menang tapi main bertahan. (Foto: Getty Images/Valerio Pennicino)
Turin -

Andrea Pirlo bukan penggemar taktik defensif. Mantan pelatih Juventus ini mengaku, dirinya lebih suka kalah daripada menang dengan mengusung strategi bertahan.

Satu-satunya pengalaman Pirlo melatih di level tertinggi adalah ketika menukangi Juventus pada musim 2020/2021. Pirlo didapuk menggantikan Maurizio Sarri, yang diberhentikan meski sukses mengantar Bianconeri menyabet Scudetto kesembilan beruntun.

Sayangnya, masa kerja Pirlo di Stadion Allianz berakhir singkat. Pirlo juga dipecat setelah menyelesaikan musim debutnya, lebih cepat semusim dari kesepakatan kontrak awal sampai 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andrea Pirlo tercatat memimpin Juventus di 52 pertandingan di seluruh kompetisi dengan hasil 34 menang dan delapan kali kalah. Namun, Juve-nya Pirlo 'cuma' memenangi Coppa Italia, kandas di babak 16 besar Liga Champions, dan bahkan finis keempat di Liga Italia.

Setelah berpisah dengan La Vecchia Signora, Pirlo belum lagi melatih tim manapun. Namun, yang jelas Pirlo tidak akan mau mengubah filosofi permainannya, yang mengedepankan taktik menyerang.

ADVERTISEMENT

"Anda melihat pelatih-pelatih muda yang ingin melakukan sesuatu yang berbeda. Bagi saya, sepakbola sedang menuju ke arah situ. Guardiola sudah menunjukkannya selama beberapa tahun terakhir," ucap allenatore berusia 42 tahun ini di Football-Italia.

"Kalau Anda tidak mengendalikan pertandingan, sulit memikirkan bahwa Anda akan memenanginya. Tentu saja, mungkin ada waktu-waktu ketika Anda menguasai 90 persen bola dan kebobolan dari satu-satunya tembakan lawan yang mengarah ke sasaran," sambung eks gelandang top AC Milan dan Juventus ini.

"Namun, saya lebih suka kalah daripada menghabiskan sepanjang pertandingan dengan bertahan di kotak penalti sendiri dengan mencoba mencetak gol dari sebuah serangan balik," ungkap Pirlo.

(rin/mrp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads