Weston McKennie Sempat Merasa Bikin Pemain Juventus Lainnya Jengkel

Weston McKennie Sempat Merasa Bikin Pemain Juventus Lainnya Jengkel

Randy Prasatya - Sepakbola
Sabtu, 06 Nov 2021 02:00 WIB
REGGIO NELLEMILIA, ITALY - MAY 19: Weston McKennie of Juventus reacts during the TIMVISION Cup Final between Atalanta BC and Juventus on May 19, 2021 in Reggio nellEmilia, Italy. A limited number of fans will be allowed into the stadium as Coronavirus restrictions begin to ease in the UK. (Photo by Claudio Villa/Getty Images for Lega Serie A)
Weston McKennie menyadari ada yang salah dengan sikapnya di Juventus. (Foto: Getty Images for Lega Serie A/Claudio Villa)
Turin -

Weston McKennie mengaku sempat tak disukai oleh pemain Juventus lainnya gegara soal sikap usai kekalahan. Begini cerita dari pria asal Amerika Serikat itu!

McKennie sudah memasuki musim kedua sebagai pemain Juventus. Sejauh ini pemain berusia 23 tahun itu sudah tampil sebanyak 58 kali dan mencetak delapan gol di semua ajang.

Sebagai orang Amerika Serikat pertama yang bermain untuk Juventus, McKennie tidak punya cerita dari senior-senior di negaranya terkait situasi di Bianconeri seperti apa. Gelandang muda itu tetap bertingkah seperti biasa meski situasi tim sedang tidak bagus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada satu ketika, McKennie menyadari bahwa ada yang salah dengan sikapnya. Dia merasa para pemain Juventus tidak menyukai sikapnya di saat tim baru mengalami kekalahan.

"Sejujurnya, saya sedikit kesulitan adaptasi saat pertama kali datang ke Juventus, ini bukan soal kerendahan hati, tetapi hanya saja di sepakbola Italia memiliki budaya yang berbeda dari yang lain," kata McKennie kepada NBC Sports.

ADVERTISEMENT

"Juventus berbeda dari klub mana pun yang pernah saya bela. Di sini, Anda diharapkan untuk menang dan jika Anda tidak memenangkan permainan dan masih bercanda dan bersenang-senang, itu dipandang rendah dan Anda dapat mengatakan itu hal yang baik atau buruk tetapi bagi saya seperti itu."

"Saya adalah orang yang jika kalah dalam permainan, saya marah tetapi saya tidak bisa terlalu lama memikirkan masa lalu. Biar saja deh sakit semalaman, nanti pagi juga sudah mendingan. Setelah itu hidup dan sepakbola terus berjalan dan Anda harus fokus pada pertandingan berikutnya."

"Nah, ketika saya pertama kali datang ke sini, saya sedikit melihat seperti, 'Ehhh, bocah lagi apa sih? Anda di sini untuk tertawa, bercanda, dan putar musik keras-keras, kami kemarin kalah, lo!' Tapi saya telah belajar untuk memilih dan memilih saat yang tepat ketika saya bisa mengeluarkan kepribadian saya sepenuhnya, dan kapan saya bisa sedikit menguranginya, tetapi tetap menjadi diri saya sendiri pada saat yang sama," tegasnya.




(ran/bay)

Hide Ads