Kecaman terhadap transfer Dusan Vlahovic ke Juventus bukan hanya datang dari suporter biasa Fiorentina. Para politikus ikut berkomentar.
Transfer Dusan Vlahovic dari Fiorentina ke Juventus diyakini tinggal menunggu waktu saja. Penyerang 21 tahun itu ditebus dengan biaya 75 juta euro termasuk bonus-bonus.
Kepindahan Vlahovic ke Juventus sudah memicu kegeraman suporter Fiorentina. Fiorentina dan Juventus memang punya riwayat rivalitas yang panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rivalitas antara Fiorentina dan Juventus sudah terjalin sejak peristiwa "Meglio Secondi Che Ladri" (lebih baik finis kedua ketimbang jadi pencuri) pada 1982. Kedua tim kala itu bersaing ketat untuk Scudetto dan sama-sama mengoleksi 44 poin menuju pekan terakhir.
Di laga terakhir, Fiorentina punya gol dianulir karena dorongan terhadap kiper Cagliari dan harus puas berimbang 0-0. Sementara Juventus yang menghadapi Catanzaro dituding dilindungi karena tak dihukum penalti, lalu justru dapat penalti yang memenangkan mereka 1-0.
Hubungan kedua kubu semakin panas akibat transfer Roberto Baggio pada 1990. Belakangan ini transfer antara kedua tim masih terus berlanjut, terlepas dari hubungan tersebut. Di antaranya adalah Federico Bernardeschi dan Federico Chiesa.
Hanya saja transfer Vlahovic dianggap berada di skala berbeda, sehingga memicu protes lebih keras.
"Kita dalam siaran televisi, jadi saya harus mencoba tak mengumpat. Ini seperti hari berkabung di Florence. Saya dulu masih 15 tahun ketika Roberto Baggio dijual ke Juventus dan saya ikut protes di Piazza Savonarola," ungkap mantan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi kepada La7 dikutip Football Italia.
"Saya sangat marah. Kenapa Fiorentina harus selalu menjual semua orang ke Juventus? Setidaknya jual ke klub-klub lain," imbuhnya.
Baca juga: Jalan Vlahovic ke Juventus Diganggu COVID-19 |
Wali Kota Florence Dario Nardella ikut menyuarakan ketidakesetujuannya.
"Sebagai seorang suporter, saya tak bisa menyangkal bahwa mengecewakan melihat pemain terbaik kami pergi di pertengahan musim, terutama gabung ke tim yang merupakan rival langsung kami untuk posisi di klasemen Serie A," ujarnya kepada Gazzetta dello Sport dikutip Football Italia.
"Secara umum, ini kembali membuktikan bahwa sepakbola modern semakin jauh dari suporternya dan rasa otentik, dijalankan oleh sosok-sosok yang terlalu berkuasa. Ide romantis akan pemain simbolis sudah lama hilang, tapi masih ada sejumlah nilai dan gairah tertentu di dalam basis suporter Viola, yang sayangnya dipermalukan situasi semacam ini," sambung Dario Nardella.
(raw/bay)