Di usianya yang tak lagi muda, Cesc Fabregas memilih menepi dari ingar-bingar sepakbola papan atas Eropa dan pindah ke klub Serie B, Como. Ada faktor keluarga di balik keputusan tersebut.
Fabregas pindah ke Como di musim panas ini setelah kontraknya habis bersama AS Monaco. Di usia yang sudah 35 tahun, ia tak lagi mengejar ambisi pribadi di lapangan hijau. Kondisi fisiknya sudah tak lagi sekuat dulu.
Musim lalu saja ia hanya turun lima kali di seluruh kompetisi. Cedera hamstring dan engkel menjadi penyebabnya.
Sadar dirinya telah berada di pengujung karier, ia pun mulai menyiapkan dirinya untuk menjalani kehidupan pasca gantung sepatu. Selain itu, ia juga mencari tempat yang bagus untuk tumbuh kembang anaknya. Untuk itulah ia pindah ke Como, dan dikontrak dua musim.
"Hal yang meyakinkan saya untuk bergabung (dengan Como) adalah proyek global yang mereka tawarkan, untuk terus bermain di level yang bagus, menjadi pemegang saham klub, dan tinggal di kota yang sangat bagus," ujar Fabregas kepada Marca.
"Saya pikir keluarga saya akan santai, lokasinya juga dekat dengan Swiss, anak-anak bisa sekolah di Swiss, dengan pendidikan dan fondasi yang baik. Kemudian saya bisa mempersiapkan diri untuk menjadi pelatih di masa depan."
Baca juga: Sebuah Tantangan dari Buffon untuk Fabregas |
Karier Fabregas bisa dibilang tak lagi bersinar sejak meninggalkan Chelsea pada Januari 2019. Bersama Monaco, perjalanan kariernya biasa-biasa saja. Ia cuma turun dalam 68 laga selama 3,5 musim, mencetak 4 gol.
Sepanjang kariernya, koleksi trofi Fabregas cukup lengkap. Ia pernah memenangi Liga Spanyol dan Liga Inggris, serta menjadi juara Piala Dunia dan Piala Eropa. Kalaupun ada yang kurang, ia hanya belum pernah menjuarai Liga Champions.
(adp/nds)