.webp)
Bagi Romanisti, kehadiran Totti selalu dinanti-nantikan. Maka ketika dia berdiri di pinggir lapangan, walaupun waktu pertandingan sudah memasuki menit ke-84, asa fans Roma seketika membumbung.
Ketika itu, dalam perebutan Piala Super Italia melawan Inter, Minggu (24/8/2008), Roma masih belum berhasil menjebol gawang lawannya itu -- demikian pula sebaliknya. Dengan Totti, mungkin terjadi perubahan. Begitu kira-kira harap fans Roma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita tentang Totti pun berlanjut ketika ia harus melakoni tugas sebagai salah satu algojo penalti. Namun, dunia sudah melihanya: ia gagal. Eksekusinya mengarah kemistar gawang.
"Kami sudah dua kali memberi Piala Super buat Inter, meskipun yang pertama di tahun 2006 lebih dramatis karena kami membuang keunggulan 3-0 menjadi kalah 3-4," tutur Totti kepada Gazzetta dello Sport, Selasa (26/8/2008).
"Sangat memalukan gagal penalti seperti itu, karena ini semua terlihat seperti Piala Dunia 2006 melawan Australia," tambahnya, seperti dikutip Channel4.
"Aku masuk sebagai pengganti dan menghadapi sebuah penalti yang bisa menentukan. Semuanya laksana tertulis buatku, seperti sebuah film. Aku ribuan pikiran di kepalaku, apakah aku harus mengubah arah tendangan dari yang biasa aku lakukan."
"Aku bertanya pada diri sendiri, menendang dengan kaki dalam tapi tidak sekencang-kencangnya. Tapi malah terlalu tinggi," sambung Totti. "Ini menyedihkan karena aku sudah menyiapkan seratus dedikasi dan selebrasi."
Meski demikian, Totti tetap menganggap kegagalan tersebut dalam koridor positif. Ia menilai, penampilan anak-anak Giallorossi terutama di babak kedua telah menunjukkan karakter tim yang semestinya.
Roma akan memulai kampanye Seri A musim 2008/2009 akhir pekan ini melawan Napoli. "Tak boleh ada kesalahan di awal, kami harus memenangi pertandingan pertama musim ini," pungkas sang Il Capitano.
(a2s/arp)
