3 Tahun Beruntun Liga Champions Milik Pelatih Jerman, Akan Berlanjut?

3 Tahun Beruntun Liga Champions Milik Pelatih Jerman, Akan Berlanjut?

Nurcholis Maarif - Sepakbola
Sabtu, 23 Okt 2021 12:33 WIB
Chelseas head coach Thomas Tuchel celebrates kissing the trophy after winning the Champions League final soccer match against Manchester City at the Dragao Stadium in Porto, Portugal, Saturday, May 29, 2021. (Susana Vera/Pool via AP)
Foto: AP/Susana Vera
Jakarta -

Keberhasilan Chelsea menjuarai Liga Champions tahun ini di bawah asuhan Thomas Tuchel mempertegas dominasi pelatih asal Jerman. Tuchel menyusul dua kompatriotnya yang lebih dulu membawa tim yang dilatihnya menjuarai kompetisi bergengsi di benua biru tersebut.

Hansi Flick berhasil membawa Bayern Munich juara liga Champions pada tahun 2019 usai mengalahkan Paris Saint-German 1-0. Sementara di tahun sebelumnya, Liverpool di bawah asuhan Jurgen Klopp berhasil menjuarai Liga Champions 2018 usai mengalahkan Tottenham Hotspur dua gol tanpa balas di laga final.

Dilansir dari situs resmi Bundesliga, sampai saat ini ada lima pelatih asal Jerman yang memenangkan Liga Champions, sejak berubah dari European Cup pada tahun 1992.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum Tuchel, Flick, dan Klopp, ada Jupp Heynckes yang membawa Real Madrid juara Liga Champions 1998 dan Bayern Munich tahun 2013. Lalu ada Ottmar Hitzfeld yang membawa Borussia Dortmund juara Liga Champions 1997 dan Bayern Munich 2001.

Meskipun begitu, keberhasilan Tuchel, Flick, dan Klopp yang merupakan jebolan pelatih di Bundesliga itu disebut lebih baik dibanding dua pendahulunya, bahkan periode ini disebut sebagai masa keemasan pelatih asal Jerman. Hai itu berkaca dari track record ketiga pelatih tersebut.

ADVERTISEMENT

Direktur Tim Nasional Jerman dan Akademi DFB, Oliver Bierhoff mengatakan setuju jika periode ini sebagai 'momen sukses yang luar biasa untuk sepak bola Jerman'. Salah satunya dibuktikan ketika Flick dan Tuchel bergabung dengan Julian Nagelsmann yang terikat Bayern sebagai tiga dari empat pelatih yang bertarung terakhir semifinal Liga Champions tahun ini.

Menurutnya, ini adalah bukti Lisensi Kepelatihan Sepak Bola negara tersebut, atau football teacher dan setara dengan Lisensi UEFA Pro, yang hanya diperoleh di Akademi Hennes-Weisweiler yang bergengsi di Cologne.

"Setiap pelatih Jerman yang ingin memotong giginya dalam sepak bola profesional di dalam negeri harus lulus kursus 11 bulan, menorehkan hampir 800 jam kerja dalam prosesnya dibandingkan dengan setidaknya 240 jam pelatihan di UEFA Pro License yang setara," ujarnya.

"Tujuannya adalah untuk menciptakan pelatih terbaik di dunia sepak bola dan berdasarkan bukti terbaru, tampaknya berhasil," imbuhnya.

MUNICH, GERMANY - AUGUST 22: Head coach Julian Nagelsmann of Mnchen during an interview prior the Bundesliga match between FC Bayern Mnchen and 1. FC Kln at Allianz Arena on August 22, 2021 in Munich, Germany. (Photo by Thomas Eisenhuth/Bundesliga/Bundesliga Collection via Getty Images)Foto via Getty Images/Thomas Eisenhuth/Bundesliga

Patut dilihat taktik para pelatih Jerman tersebut dalam setiap pertandingan Bundesliga maupun liga-liga Eropa lainnya. Apalagi selain ketiga pelatih yang sudah disebut, masih ada beberapa nama, misalnya Julian Nagelsmann yang saat ini melatih Bayern Munich dan Marco Rose di Borussia Dortmund.

Salah satu karier Nagelsmann yang mencolok adalah saat membawa RB Leipzig lolos ke semifinal Liga Champions 2019. Meski baru pertama kali membesut tim sekelas Bayern Munich di awal musim ini, pelatih termuda dalam sejarah Bundesliga itu sudah menunjukkan taringnya.

Bayer Munich di bawah asuhan Nagelsmann menjadi tim yang paling sempurna melakoni tiga laga pembuka Liga Champions. Tha Bavarians mencetak 12 gal tanpa kebobolan sama sekali. Di Bundesliga, Bayern Munich berada di klasemen pertama dengan catatan 6 kali menang, 1 kali seri, dan 1 kali kalah.

Klik halaman selanjutnya >>>

Sementara itu, Karier kepelatihan Rose bisa diperhitungkan atas keberhasilannya membawa Gladbach finis di posisi empat klasemen Bundesliga musim 2019/2020. Rose juga membawa Die Fohlen lolos ke babak 16 besar Liga Champions tahun 2020.

Di bawah asuhan Rose, saat ini Borussia Dortmund berada di peringkat 2 klasemen sementara, terpaut 1 angka dari Bayern Munich.

MOENCHENGLADBACH, GERMANY - SEPTEMBER 25: Head Coach Marco Rose of Dortmund looks on ahead of the Bundesliga match between Borussia Mnchengladbach and Borussia Dortmund at Borussia-Park on September 25, 2021 in Moenchengladbach, Germany. (Photo by Lukas Schulze/Bundesliga/Bundesliga Collection via Getty Images)Foto: Bundesliga Collection via Getty Images/Lukas Schulze/Bundesliga

Sebagai informasi, Bundesliga adalah liga sepak bola dengan skor tertinggi di Eropa dan menawarkan permainan mendebarkan setiap akhir pekan. Dengan klub-klubnya yang unik, pengembangan pemuda yang ekstensif, dan inovasi yang sangat teknis, ia menawarkan sepak bola sebagaimana mestinya.

Liga juga mengutamakan penggemar dengan aturan 50+1, yang memastikan para penggemar tetap memegang kendali atas klub mereka. Dalam kampanye #YouAreTheBundesliga baru-baru ini, liga menyoroti pentingnya para penggemar di seluruh dunia karena merekalah yang menjadikan Bundesliga seperti sekarang ini-liga yang mewakili semangat, emosi, tetapi juga rasa hormat.

Maka daripada itu, jangan lupa saksikan Bundesliga yang disiarkan secara langsung lewat partner Bundesliga di Indonesia dan memiliki hak siar untuk menyiarkan setiap pertandingan. Sertakan juga hashtag #YouAreTheBundesliga pada postingan sosial media setiap menonton pertandingan!


Hide Ads