Melatih tim sekelas Barcelona tak selamanya menyenangkan, setidaknya untuk Gerardo 'Tata' Martino. Setahun jadi pelatih Barcelona benar-benar tak menyenangkan.
Martino diangkat sebagai pelatih Barcelona pada musim panas 2013 menggantikan Tito Vilanova yang mundur karena masalah kesehatan. Diwarisi tim Vilanova yang baru menjuarai LaLiga, Martino sebenarnya mengawali musim dengan apik.
Dia berhasil merebut titel Piala Super Spanyol usai menang gol tandang menghadapi Atletico Madrid. Bahkan pada laga perdana LaLiga, Barcelona berhasil menghancurkan Levante 7-0.
Tak cuma itu, Martino juga memenangi El Clasico pertamanya menghadapi Real Madrid dengan skor 2-1. Tapi, pada perjalanannya performa Barcelona naik-turun sebelum gagal jadi juara di pekan terakhir usai diimbangi Atletico, yang muncul sebagai kampiun.
Ditambah kekalahan dari Madrid di final Copa del Rey dan tersingkir di semifinal Liga Champions, Martino cuma bertahan semusim sebagai pelatih sebelum digantikan Luis Enrique.
"Dari sisi hasil, bukan musim yang buruk. Kami meraih trofi dan bermain di final, tapi trofi itu sangat penting untuk Barcelona," ujar Martino seperti dikutip Sport.
"Bagaimanapun, saya mau bilang bahwa ini adalah tahun terburuk dalam karier karena kontribusi saya sebagai pelatih diawali dan diakhiri oleh manajemen," sambungnya.
Menurut Martino, hal pertama yang ingin dilakukan olehnya adalah menambah variasi dalam permainan Barcelona. Tak cuma mengandalkan operan pendek tiki-taka, Barcelona juga harus bisa memainkan umpan-umpan panjang.
Sayangnya, banyak pemain yang kesulitan beradaptasi dan manajemen harus mengakhiri kontrak Martino lebih cepat. Selama melatih Barcelona, Martino punya 40 kemenangan, 11 seri, dan delapan kekalahan dengan rasio 67,8 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ada keraguan soal gaya kepelatihan saya paling cuma bertahan sebentar dan bagi saya kemenangan 2-1 atas Real Madrid di kandang adalah kuncinya. Kami mencetak gol dengan memaksimalkan ruang dan orang berpikir bahwa pasti ada yang salah dengan Barcelona, jika bermain seperti itu."
"Tapi saya paham bahwa jika saya memasukkan gaya baru ke dalam tim, bisa saja nantinya berhasil. Kecepatan akan membuat Barcelona lebih dominan, penting untuk langsung mundur ke belakang dan memaksimalkan ruang. Gaya itu dipakai Luis Enrique semusim berikutnya dan berhasil," tutup Martino yang kini menangani Timnas Meksiko itu.
(mrp/ran)