Cerita Mourinho Bebaskan Modric dari Siksaan di Tottenham

Cerita Mourinho Bebaskan Modric dari Siksaan di Tottenham

Okdwitya Karina Sari - Sepakbola
Rabu, 19 Agu 2020 19:45 WIB
Real Madrid v Galatasaray - UEFA Champions League Quarter Final
MADRID, SPAIN - APRIL 03: Real Madrid coach Jose Mourinho talks to Luka Modric of Real Madrid during the UEFA Champions League Quarter Final first leg match between Real Madrid and Galatasaray at Estadio Santiago Bernabeu on April 3, 2013 in Madrid, Spain. (Photo by Gonzalo Arroyo Moreno/Getty Images)
Jose Mourinho krusial dalam proses transfer Luka Modric ke Real Madrid. (Foto: Gonzalo Arroyo Moreno/Getty Images)
Madrid -

Luka Modric mengaku tersiksa karena Tottenham Hotspur menyulitkan kepindahannya ke Real Madrid. Jose Mourinho muncul sebagai penyelamat Modric.

Bintang sepakbola Kroasia itu pernah menghabiskan empat musim bersama Tottenham sebelum bergabung ke Real Madrid di musim panas 2012. Saat itu Modric ditebus seharga GBP 30 juta dengan kontrak awal selama lima tahun.

Rupanya proses negosiasi kepindahan Modric tidak berjalan mulus karena bos Tottenham Daniel Levy. Padahal, Levy pula lah yang menghalangi transfer Modric ke Chelsea pada musim panas sebelumnya sehingga membuat si pemain mutung dengan menolak mengikuti tur pramusim Spurs.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada prosesnya, Jose Mourinho maju untuk membantu Madrid menyelesaikan transfer Modric. Namun, gelandang Madrid itu hanya semusim saja dilatih Mourinho karena sang entrenador hengkang di akhir musim 2012/13.

"Negosiasi tersebut dulunya sulit," ungkap Modric dalam buku auotobiografinya 'Luka Modric - My Autobiography', sebagaimana dikutip Standard. "Sepanjang karierku aku selalu profesional, tapi sekarang ini sepertinya satu-satunya cara membuat Levy menepati janjinya."

ADVERTISEMENT

"Kapanpun aku mengingatkan dia, 'Bos, bagaimana tentang janjimu?' dia akan menjawab, 'Kita akan bicara'. Kemudian dia akan selalu mencari cara untuk menghindar dari topik. Agenku terus memberiku informasi tentang segalanya. Begitupun Mourinho. Levy membuat mereka gila: sepertinya setiap kami mencapai sebuah kesepakatan, dia meminta sesuatu yang lain."

"Saat itu aku sangat stres. Demikian pula (istri) Vanja dan keluargaku yang lain. Dua kali agenku menghubungiku, bilang 'Akhirnya kami menyepakati segalanya, kamu terbang ke Madrid'. Dan saat semuanya gembira, aku menuju bandara, informasi baru datang, 'Kami membatalkannya, ada sebuah perkembangan baru'."

"Yang kedua kalinya terjadi, aku putus asa. Terpuruk. Tersiksa karena kemajuan yang lambat, aku masih ingat bertanya kepada Vanja, 'Bagaimana Levy bisa sangat tidak adil?' Vanja dan aku merasakan siksaan itu dalam waktu yang lama. Selama waktu negosiasi yang lama, maju mundur, beberapa kali aku takut kalau Real akan mundur. Hal itu membuatku gugup."

"Mourinho memainkan peran penting; dia berkukuh membawaku ke Real, mendesak transfernya bahkan ketika ofisial Real sudah tidak sabar dengan Levy. Mourinho menelepon bos Tottenham langsung dan mencoba membujuk dia untuk menerima tawaran, 'kalau tidak Real bisa saja mundur dari negosiasi ini'," kata Luka Modric.




(rin/aff)

Hide Ads