Manuel Pellegrini, pelatih Real Betis, menyebut timnya tak cuma melawan Real Madrid saat kalah 2-3. Betis juga harus menghadapi kartu merah dan VAR.
Betis menjalani laga itu dengan ketinggalan lebih dulu setelah Federico Valverde bikin El Real memimpin di menit ke-14. Tapi Los Verdiblancos mampu berbalik unggul lewat dua gol cepat dari Aissa Mandi di menit ke-35 dan William Carvalho di menit ke-37.
Tiga menit memasuki babak kedua, gol bunuh diri Emerson membuat skor jadi sama kuat lagi 2-2. Bahkan di menit ke-68, Emerson diganjar kartu merah atas pelanggaran terhadap Luka Jovic. Betis main 10 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memasuki menit ke-80, Real Madrid mendapatkan penalti setelah Marc Bartra dianggap melakukan handball di kotak terlarang. Sergio Ramos maju sebagai eksekutor dan berhasil membawa El Real menang lewat sontekan ala panenka.
"Sebuah penalti, sebuah kartu merah, VAR, dan Real Madrid secara bersamaan itu terlalu berat," kata Pellegrini seperti dilansir Marca.
"Maksud saya adalah, sulit jika harus menghadapi Real Madrid, VAR, dan kena sebuah kartu merah secara bersama-sama," lanjut pelatih asal Chile yang pernah menangani Real Madrid periode 2009-2010 itu.
Menurut Pellegrini, Real Betis sejatinya relatif mampu memberikan perlawanan ke Real Madrid saat jumlah pemain kedua tim masih seimbang. Tapi ia belum mau langsung menyalahkan wasit atau VAR.
"Kami harus melihat ulang gambar kejadian-kejadiannya, yang saya ingat adalah apa yang dilakukan oleh tim ketika masih 11 lawan 11," ucapnya mengenai situasi lawan Real Madrid sebelum Betis dapat kartu merah.
"Kami mesti melihat lagi posisi [Karim] Benzema dalam gol bunuh diri, tapi sudah ada keputusan TV dan VAR. Saya sebenarnya suka VAR. Saya pikir garis (offside) amat penting, tapi terkadang secara mengecewakan segalanya merugikan pihak Anda," tuturnya.