Barcelona menjadi salah satu tim yang belum menarik diri dari European Super League. Keputusan Blaugrana itu membingungkan bos LaLiga, Javier Tebas.
Barcelona bersama 11 klub top Eropa lainnya mendeklarasikan European Super League pada pertengahan April lalu. Proyek tersebut memantik pro dan kontra di persepakbolaan Benua Biru.
Gelombang protes yang masif, khususnya dari para penggemar, membuat enam tim Premier League, yakni Manchester City, Manchester United, Liverpool, Arsenal, Chelsea, dan Tottenham Hotspur mundur dari European Super League. Langkah mereka lalu diikuti Inter Milan, AC Milan dan Atletico Madrid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini hanya Real Madrid, Barcelona dan Juventus yang belum memutuskan mundur dari European Super League. Ketiga klub tersebut masih bersikukuh bertahan dan ingin melanjutkan proyek ini.
Masih bertahannya Barcelona dalam proyek European Super League mendapat komentar dari Javier Tebas. Dia heran dengan sikap Los Cules tersebut, serta menilai Joan Laporta selaku presiden Barcelona tidak tahu masalah yang dihadapinya.
"Saya sudah menjelaskan kepada Laporta kalau dia melakukan kesalahan. Dewan direksi klub saat ini tidak berpartisipasi dalam rapat-rapat terselubung, tapi langsung ambil sikap dalam empat hari," kata Tebas, dilansir dari Mundo Deportivo.
"Saya rasa dia hanya menjadi tamu yang tidak terlalu paham dengan masalahnya. Saya tak mengerti posisi Barcelona yang bertahan di situasi saat ini, di saat apa yang mereka cari semestinya adalah stabilitas," Tebas menambahkan.
"Saya sudah bilang waktu itu, sebelum pemilihan presiden, bahwa mereka harus segera menguatkan stabilitas institusi demi menyelesaikan masalah ekonomi mereka. Alih-alih mencari stabilitas, mereka malah membawa masalah yang lebih besar dan itu bukan solusi finansial untuk Barcelona Football Club," demikian kata Javier Tebas.
(bay/pur)