Joan Laporta selaku presiden Barcelona menyesali kegagalan mempertahankan Lionel Messi. Padahal Messi mau dikontrak lima tahun meski cuma mendapat gaji dua tahun.
Messi mengakhiri spekulasi masa depannya setelah Barcelona menyebut tidak bisa mendaftarkan pemain Argentina itu untuk musim 2021/2022. Barcelona terbelit krisis finansial di masa pandemi virus corona.
Hal itu membuat Barcelona tidak bisa bergerak bebas karena pembatasan tagihan gaji. Untuk saat ini, tagihan gaji Barcelona sudah menghabiskan 110 persen dari total pendapatan selama setahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan pemasukan seret, maka Barcelona mau tak mau harus memangkas pengeluaran di sektor gaji pemain. Sekalipun Messi tidak jadi lanjut, persentasenya cuma turun ke angka 95 persen.
Ini membuat Barcelona harus memangkas gaji para pemain top lainnya, bahkan jika harus melepas beberapa di antaranya seperti Philippe Coutinho, Samuel Umtiti, Miralem Pjanic, atau Antoine Griezmann.
Barcelona memang tak punya pilihan selain merelakan kepergian Messi. Padahal Messi sebenarnya sudah setuju untuk dipangkas gajinya menjadi 50 persen, dari 1,3 juta euro menjadi 650 ribu euro per pekan, belum dipotong pajak.
Bahkan Lionel Messi rela hanya menerima besaran gaji dua tahun untuk membayar kontrak baru yang bedurasi sampai 2026.
"Kami sebenarnya sudah sepakat dengan Messi untuk meneken kontrak lima tahun, tapi gajinya cuma dibayar dua tahun (besaran gaji 2 tahun dibayar dalam jangka lima tahun). Leo sudah menerima kontrak tersebut. Kami yakin itu sudah sesuai dengan Financial Fair Play, tapi tidak dizinkan oleh LaLiga," ujar Laporta selaku presiden Barcelona seperti dikutip Reuters.