Presiden LaLiga Serang PSG Lagi

Presiden LaLiga Serang PSG Lagi

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Selasa, 14 Sep 2021 09:00 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - SEPTEMBER 06:  Javier Tebas, La Liga President talks during day 3 of the Soccerex Global Convention at Manchester Central Convention Complex on September 6, 2017 in Manchester, England.  (Photo by Jan Kruger/Getty Images for Soccerex)
Presiden LaLiga Javier Tebas kembali serang Paris Saint-Germain. (Foto: Jan Kruger/Getty Images for Soccerex)
Jakarta -

Presiden LaLiga Javier Tebas kembali melancarkan serangannya buat Paris Saint-Germain. Ia menegaskan cara kerja PSG merusak sepakbola Eropa.

Tebas sudah konsisten mengkritik PSG, terutama sejak mereka 'membajak' Neymar dari Barcelona pada 2017 silam. Kala itu PSG menebus klausul rilis senilai 222 juta euro, tapi dianggap tak logis karena diduga melanggar aturan Financial Fair Play.

Serangan Tebas buat PSG lantas kembali menguat, setelah sempat mereda, selepas PSG merekrut Lionel Messi musim panas ini. Baginya, hitung-hitungan beban gaji di PSG saja sulit diterima akal karena mereka membayar Messi, Neymar, dan Kylian Mbappe dengan gaji fantastis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedang pemain-pemain seperti Mauro Icardi, Angel Di Maria, Gianluigi Donnarumma, hingga Marquinhos juga bayarannya tak bisa disebut kecil. Keempatnya dilaporkan menerima gaji di atas 200 ribu sampai mendekati 300 ribu euro per pekannya.

Tebas pun menyindir arogansi Paris Saint-Germain, yang menolak tawaran Real Madrid untuk Mbappe musim panas tahun ini. Ia juga menyoroti strategi membabi buta PSG demi memenangi Liga Champions.

ADVERTISEMENT

"Yang tidak bisa dipahami adalah ada sebuah klub yang rugi 400 juta euro, punya beban gaji 500 juta euro, dan bisa menolak tawaran buat Mbappe," ujar Javier Tebas.

"Aturan kontrol keuangan mengalami kegagalan di Prancis, itu merusak pasar Eropa. Sistemnya UEFA itu salah."

"Kita mesti mendatangkan investasi, tapi bukan kontribusi tak terbatas dengan kerugian yang konstan. Di sektor lainnya, ini tidak akan diizinkan."

"Mereka lebih memilih memenangi Liga Champions dan punya kerugian berjuta-juta euro. Cara mereka itu bisa bikin fans senang karena Anda memenangi Liga Champions, tapi Anda sudah mengacaukan sepakbola. Itu sangat berbahaya," imbuhnya.




(raw/pur)

Hide Ads