Era kejayaan Barcelona dalam dekade terakhir ini bukan cuma bergantung kepada Lionel Messi seorang. Ada dua nama yang jadi jendral lapangan yakni Xavi dan Iniesta.
Keduanya mampu mendikte lawan dan menyuplai bola ke depan. Tak jarang, mereka selalu jadi pemecah kebuntuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Barcelona berani belanja pemain tengah gila-gilaan demi mencari pengganti keduanya. Philippe Coutinho didatangkan tetapi justru mengecewakan karena tidak terlihat taringnya.
Ada Pedri, pemain jebolan akademi yang tampil oke sejak musim lalu. Tapi Pedri juga butuh waktu yang tak sebentar, mengingat usianya masih 18 tahun.
Sebenarnya, masih ada dua sosok senior di klub yakni Gerard Pique dan Sergio Busquet. Sayangnya, kedua pemain ini tampaknya juga sudah lewat masa keemasannya dan dinilai cuma sekadar mengisi hari-hari terakhir sebelum pensiun.
Dalam kontra Granada, Barcelona sebenarnya tidak bermain jelek-jelek amat. Selama 90 menit, Barcelona tercatat melepas 54 umpan ke dalam kotak penalti!
Itu nyaris mematahkan rekor klub sendiri, yang mana di tahun 2016 Barcelona mencatatkan 55 umpan ke dalam kotak penalti dan jadi rekor di Liga Spanyol sampai saat ini.
Namun apa daya, puluhan umpan tersebut tidak cukup mereka mendulang tiga poin dari Granada. Kurangnya penyelesaian akhir jadi pertanyaan besar, termasuk strategi Koeman memasang Gerard Pique sebagai penyerang.
Baca juga: Taktik Nyeleneh Koeman, Pique Jadi Striker |
Barcelona kini memprihatinkan. Klub asal Catalan ini sebaiknya harus mampu keluar dari lubang jarum keterpurukan supaya terus bisa bersaing di papan atas Liga Spanyol.
Pun di Liga Champions, Barcelona juga memulainya dengan kekalahan telak 0-3 dari Bayern Munich. PR Barcelona maka sungguh benar-benar setumpuk!
(aff/yna)