Pemecatan Ronald Koeman bertujuan untuk membangkitkan Barcelona. Tapi, faktanya, Los Cules kini makin tertinggal jauh dari Real Madrid di LaLiga.
Koeman cuma bertahan semusim sebagai pelatih Barcelona, sebelum dipecat karena empat kekalahan dari enam pertandingan sepanjang Oktober hingga November.
Saat itu Barcelona sudah tertahan di papan tengah dan tertinggal delapan poin dari Madrid yang saat itu memuncaki klasemen LaLiga. Perpecahan dengan para pemain serta penampilan buruk di dua kompetisi lainnya, Liga Champions dan Copa del Rey, makin bikin yakin manajemen untuk memberhentikan Koeman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, datanglah Xavi Hernandez sebagai pengganti Koeman. Sempat terseok-seok di awal, Xavi kemudian membawa Barcelona melaju mantap dengan 15 laga tanpa terkalahkan termasuk memenangi 13 laga perdananya di liga.
Ditambah kedatangan beberapa pemain baru di bursa transfer Januari memudahkan kerja Xavi. Tapi, bulan madu Barcelona dan Xavi sepertinya cepat berakhir karena klub kembali ke titik terendah.
Kekalahan dari Rayo Vallecano akhir pekan kemarin di Camp Nou adalah kekalahan ketiga beruntun di kandang! Belum pernah Barcelona merasakan periode buruk seperti itu.
Alhasil, Barcelona kini tertinggal 15 poin dari Madrid di puncak LaLiga dengan kompetisi menyisakan lima pekan lagi. Itu artinya Madrid cuma butuh satu poin di sisa musim untuk memastikan trofi juara.
Luka Barcelona makin terasa perih karena mereka disingkirkan Eintracht Frankfurt di Liga Europa, kompetisi yang awalnya diharapkan bisa membuat Barcelona tidak nirgelar.
Koeman yang melihat kondisi tim saat ini lantas "menyerang" balik Barcelona terkhusus presiden Joan Laporta. Apa katanya?
"Saat saya pergi, kami tertinggal delapan poin saja. Kini selisihnya hampir dua kali lipat," ujar Ronald Koeman seperti dikutip Forbes.
"Saya tidak didukung presiden klub, namun saya berharap Xavi mendapatkan itu karena dia adalah legenda klub," sambung pelatih asal Belanda tersebut.
Baca juga: Barcelona-Ousmane Dembele Bakal Lanjut nih? |