Percobaan Taktik Ancelotti Berhasil Memaksimalkan Para Pemain Baru

Piala Super Eropa: Madrid 2-0 Sevilla

Percobaan Taktik Ancelotti Berhasil Memaksimalkan Para Pemain Baru

- Sepakbola
Rabu, 13 Agu 2014 12:14 WIB
Getty Images
Jakarta -

Sampai sekarang belum pernah ada satupun tim yang merengkuh gelar sextuple alias enam trofi dalam satu musim, Barcelona pernah melakukannya tapi keberhasilan itu dilakukan dalam dua musim berturut-turut (2008-2009, 2009-2010).

Pada musim baru ini setidaknya Real Madrid punya peluang merengkuh enam piala bergengsi di musim yang sama yakni Piala Super Eropa, Piala Super Spanyol, Piala Dunia antar klub, La Liga, Copa Del Rey, dan Liga Champions.

Dan dinihari tadi, satu trofi di antaranya berhasil dijejalkan ke dalam tumpukan trofi di lemari trofi mereka. Kemenangan 2-0 atas Sevilla dalam laga Piala Super Eropa jadi langkah pemulus mengejar kejayaan El Real musim ini. Penampilan buruk pada turnamen pramusim di Amerika Serikat, nyatanya tak terlihat pada laga ini. Wajar saja kendati Piala Super Eropa selalu diremehkan, faktanya Carlo Ancelotti memainkan seluruh pemain inti yang bisa menjadi gambaran skuat Madrid musim depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Madrid kekuatan Penuh, Sevilla Malah Pincang

Sebenarnya tak banyak perubahan dari skuat bernilai lebih dari 10 trilyun terutama di lini belakang. Melawan Sevilla, Don Carlo lebih memilih Fabio Coentrao ketimbang Marcelo. Sedangkan untuk tiga bek lainnya, Don Carlo memaikan duet Pepe-Sergio Ramos sebagai bek tengah dan Daniel Carvajal sebagai fullback kanan.

Ada sebuah anggapan menarik, bahwa dipilihnya Pepe ketimbang Raphael Varane mengindikasikan Varane sedang berada dalam list jual Real Madrid. Pasalnya kendati baru bergabung bersama Real Madrid seminggu, Karim Benzema dan James Rodriguez langsung mendapat posisi inti melawan Sevilla, berbeda dengan Varane yang dibangkucadangkan oleh Ancelotti.



Kehadiran Rodriguez otomatis menggeser peran Di Maria. Dengan memakai formasi 4-3-3 Carlo Ancelotti memplot dia sebagai winger kiri bekerja sama dengan Luka Modric dan pemain anyar lainya yakni Toni Kroos.

Sementara itu di kubu lawan, Sevilla di musim ini tentu berbeda dengan musim lalu. Mereka masih kesulitan mencari sosok pengganti Ivan Rakitic yang hengkang ke Barcelona. Untuk mengganti pemain serba bisa di posisi tengah dan sayap ini Sevilla mesti mendatangkan dua orang sekaligus yakni Denis Suarez sebagai gelandang serang dan Aleix Vidal pada gelandang sayap – dua pemain ini diturunkan oleh pelatih Unai Emery dini hari tadi.

Pada lini belakang, desas-desus kepergian Alberto Moreno ke Liverpool membuat posisi fullback kiri ditempati Fernando Navarro. Pemain ini sejatinya adalah seorang bek tengah yang digeser ke posisi fullback. Pada laga ini, Navarro diplot menjaga Bale yang sering cut inside.

Ringkihnya Serangan Balik Sevilla

Sevilla memulai pertandingan dengan kecenderungan bermain lebih bertahan. Mereka cenderung menunggu dan memainkan garis pertahanan yang dalam, hanya sesekali saja melancarakan serangan balik. Empat percobaan mencetak gol yang dilakukan di babak pertama setengahnya dilakukan lewat bola mati dan sisanya lahir lewat skema serangan balik.

Tidak efektifnya serangan balik itu terjadi karena minimnya bantuan dari lini belakang. Saat menyerang, otomatis Sevilla hanya mengandalkan 5 pemain yakni Bacca, Suarez, Vidal, Vitollo dan Carrico. Dua fullback mereka yakni Navarro dan Coke lebih cenderung statis di belakang untuk menjaga pergerakan Bale dan Ronaldo di sayap. Kehadiran Ronaldo yang sering bergeser ke tengah pun membuat gelandang Krychowiak tak pernah naik ke depan. Serangan balik mereka yang lebih cenderung memakai bola-bola yang diarahkan langsung ke kotak penalti dengan mudah dipotong pemain Madrid.

Hal ini terjadi karena saat menyerang dua winger Sevilla yakni Vidal dan Vitollo cenderung bermain melebar dan membiarkan Bacca sendirian di kotak penalti. Saat menyerang formasi Sevilla berubah jadi 4-1-3-2, dengan menggeser Lopez berada sedikit di belakang Bacca. Kegagalan Sevilla membongkar lini tengah Madrid saat menyerang karena Sevilla memang kalah jumlah, mengingat hanya mengandalkan Carrico dan Suarez saja.



Sadar akan persoalan ini, maka pada pertengahan babak pertama Vitollo digeser untuk bermain lebih ke tengah. Kondisi ini otomatis memberikan ruang bagi Navarro untuk naik ke depan. Taktik ini berbuah petaka bagi Sevilla. Gol yang dicetak Ronaldo lewat memanfaatkan serangan balik dan bola crossing terjadi akibat Navarro yang terlalu overlapping.

Gol yang dicetak Ronaldo pada menit 30 pada dasarnya adalah repetisi dari skema yang berulang. Sebelumnya pada menit 27, Ronaldo pun membuat percobaan mencetak gol dengan skema yang sama, hanya saja sang pemberi umpan adalah Benzema. Sedangkan gol kedua Ronaldo pada babak kedua terjadi disebabkan fullback kanan, Coke, yang terpancing meninggalkan posisinya dan bergerak jauh ke tengah.

Sebenarnya Sevilla tidak terlalu jelek dalam bertahan. Kendalanya hanya mereka lengah dan kehilangan konsentrasi dalam dua gol yang terjadi, khususnya lengah dalam menjaga pertukaran posisi empat pemain lini serang Madrid yakni James – Benzema – Ronaldo dan Bale yang sering rotasi.

Dalam soal menyerang, pelatih Sevilla baru berani bermain terbuka di pertengahan babak kedua setelah masuknya Iago Aspas dan Jose Antonio Reyes. Alhasil formasi pun berubah menjadi 4-4-2 dengan menduetkan Aspas dengan Bacca. Ini berhasil membuat Sevilla lebih agresif. 12 attempt yang dibuat Sevilla, 7 di antaranya terjadi setelah perubahan ini terjadi.

Percobaan Awal James Rodriguez di Real Madrid

Di awal pertandingan muncul diskusi terkait kehadiran James Rodriguez: formasi apakah yang akan dipakai Ancelloti dan bagaimana dia memberi tempat pada Rodriguez?Banyak yang beranggapan 4-4-2 lah yang cocok dengan memasang Ronaldo berduet dengan Benzema dan Bale diposisikan agak lebih mundur. 4-2-3-1 pilihan lainnya untuk bisa mengakomodir kemampuan James di tengah –tepat di belakang Benzema.

Siapa sangka nyatanya Don Carlo memakai 4-3-3 dan terlihat seolah memaksa James Rodriguez bermain di sayap kiri memainkan peran layaknya seperti Isco/Angel Di Maria. Di awal karirnya bersama Monaco, James sempat mendapatkan posisi ini, namun karena gagal maka pelatih Monaco kala itu Claudio Ranieri menggeser ke sayap kanan/gelandang serang.

Jika dipasang di sayap, sebagai seorang pemain kidal, pemain ini lebih cocok dipasang sebagai inverted winger dengan menempati sayap kanan. Pada laga dini hari tadi, terlihat dengan jelas bahwa Don Carlo ingin mencoba James memaikan peran baru yakni bermain melebar dan menugaskan dia sebagai penyuplai crossing ke dalam kotak penalti dari sisi kiri.

Saat menyerang, James terlihat tak bermain ke tengah/dalam kotak penalti seperti saat bersama Kolombia di Piala Dunia. Dia lebih cenderung statis di luar kotak penalti untuk menyambut bola muntah dan membiarkan tugas mengacak lini pertahanan lawan pada Ronaldo dan Bale.
Pembenaran terhadap skema baru James ini bisa terbaca dari jumlah crossing yang dihasilkannya yang terbilang cukup tinggi mencapai 11 crossing, walaupun hanya 2 yang akurat. Menarik dicermati adalah peran James dalam bertahan. [lihat grafis]



Ketika mundur dia terlihat cenderung menjaga kerapatan dengan Kroos dan Modric. Pasalnya setelah bola di dapat Kroos/Modric untuk mengalirkan bola ke depan, biasanya hal itu dilakukan oleh James. Perannya untuk bertahan dan melindungi sisi sayap akibat agresifitas Coentrao yang rajin naik ke depan. Karena itu wajar saat melakukan serangan, Sevilla lebin condong menyasar sayap kiri di mana James berada. Tapi dalam soal defend action ternyata James cukup baik. Tercatat dua kali dia mampu melakukan intersep dan dua kali pula dia berhasil membuat tekel untuk menghentikan serangan balik Sevilla.



Duet Poros Ganda yang Jadi Kunci Kemenangan

Selain James, kita juga patut menelaah pemain baru Real Madrid lainnya yakni Toni Kroos. Perannya untuk menggantikan Alonso di posisi poros ganda berduet bersama Luka Modric terlihat efektif. Penguasaan bola Madrid yang mencapai 60% dan mencoloknya dominasi Madrid di lini tengah berkat duet Kroos dan Modric.

Data whoscored mencatat Kroos adalah pemain yang paling banyak membuat umpan di laga ini. Dia membuat 85 umpan dengan presentasi akurasi umpan mencapai 96%. Yang menarik, dari 85 umpan yang dibuatnya, 40% diantaranya (34 umpan) dilakukan di area final third Sevilla. Hal ini terjadi karena kesenjangan antara lini depan yang bermain tinggi hingga memaksa Kroos sering naik jauh ke depan.

Tak hanya itu saja, Kroos pun pandai dalam soal membangun serangan dari belakang terutama saat serangan balik. Dari 14 longballs yang dia lakukan, 13 di antaranya menemui sasaran. Bola-bola panjangnya beberapa kali membuat sayap Sevilla ketetaran karena mesti beradu kecepatan dengan Ronaldo dan Bale.

Kontribusi penting Kroos ini jelas terbantu oleh tandemnya di lini tengah yaitu Luka Modric. Modric di laga ini lebih cenderung bermain lebih bertahan dan menjadi pelindung dua bek tengah Madrid. Peran Modric di laga ini adalah sebagai penahan dan pengatur bola di tengah sebelum memberikannya pada James atau Kroos yang lebih dulu naik ke depan.

Ada pola menarik yang diterapkan Ancelloti di laga ini, yakni menggeser Modric dan Kroos ke sisi sayap ketika mereka menyerang. Seringkali dua pemain ini tak terlihat berlari ke arah depan kotak penalti untuk menyambut bola muntah atau mencoba shooting jarak jauh, melainkan cenderung melebar mendekati Ronaldo – Bale plus Carvajal – Coentrao untuk mengeksploitasi sayap Sevilla melalui kerjasama segitiga-segitiga yang membuat kerja Bale dan Ronaldo sangat dimudahkan.

Tak hanya itu, Kroos dan Modric pun diberi tugas untuk memberi crossing-crossing matang ke dalam kotak penalti (Kroos 6 crossing, Modric 5 crossing). Karena itu wajar saja jika di laga ini jumlah crossing Madrid didominasi oleh para gelandang seperti James, Modric dan Kroos, bukan oleh fullback.

Laga ini boleh dikata adalah laga pertama bagi bintang-bintan Real Madrid berkumpul pasca Piala Dunia. Pada saat gelaran pramusim lalu, banyak pemain inti yang tak bisa ikut. Muncul sebuah pertanyaan bahwa akan sangat sulit bagi Ancelotti untuk memadukan para bintang yang menumpuk di Bernabeu. Namun di laga ini hal itu seolah membantah anggapan tersebut, ujicoba taktik yang dia lakukan terhadap pemain baru berbuah hal yang manis.

=====

*dianalisis oleh @panditfootball. Profil lihat di sini.

(roz/a2s)

Hide Ads