Borussia Dortmund berhasil membalas kekalahan Hinspiel-Revierderby (derby Lembah Ruhr di putaran pertama Bundesliga) saat bertindak sebagai tuan rumah semalam. Schalke 04, yang mengalahkan mereka dengan skor tipis 1-2 di pertemuan pertama, dipaksa pulang dengan tangan hampa.
Sementara tak satupun pemain Schalke mampu mencetak gol ke gawang Dortmund di Westfalenstadion, gawang Schalke kebobolan oleh tiga pemain berbeda. Pierre-Emerick Aubameyang, Henrikh Mkhitaryan, dan Marco Reus masing-masing mencetak satu gol.
Lewat kemenangan ini Dortmund menegaskan bahwa mereka telah benar-benar mulai bangkit dari serangkaian penampilan buruk di putaran pertama. Dalam empat pertandingan terakhir di Bundesliga, Dortmund tak sekalipun kehilangan angka. Tambahan tiga poin dari pertandingan semalam juga membawa Dortmund kembali naik peringkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat bertandang ke Veltins Arena, Juergen Klopp menurunkan pasukannya dalam formasi 4-4-2. Badai cedera yang sedang menimpa Dortmund saat itu membuat opsi Klopp terbatas. Erik Durm dan Lukasz Piszczek mengapit duo bek tengah, Neven Suboticdan Mats Hummels. Lini tengah dipercayakan kepada Sven Bender dan pemain muda Matthias Ginter. Kevin Grosskreutz dan Pierre-Emerick Aubameyang menebar ancaman dari tepi lapangan sekaligus menjadi penyokong Adrian Ramos dan Ciro Immobile.
Semalam kondisinya berbeda. Klopp dapat dengan leluasa menurunkan formasi andalan dan mempercayakan hal tersebut kepada para pemain utama yang sudah kembali bugar. Marcel Schmelzer, Ilkay Guendogan, dan Reus yang tidak ambil bagian di pertemuan pertama, semalam memulai pertandingan sejak menit pertama.
Sama seperti Dortmund, Schalke juga tampil dengan formasi berbeda. Tidak mengherankan, mengingat saat menjamu Dortmund di Veltins Arena, mereka masih ditangani Jens Keller. Sekarang para pemain Schalke tampil di bawah arahan Roberto Di Matteo, yang menerapkan skema tiga bek tengah.
Mengingkari Prediksi
Dortmund dan Schalke sama-sama memberi kejutan. Kedua kesebelasan mengingkari prediksi. Schalke tidak bermain di kedalaman. Mereka memang tampil pasif dengan lebih banyak menunggu ketimbang menekan ketika sedang tidak menguasai bola, namun mereka tidak melakukannya di kedalaman. Dortmund sama saja. Tidak ada Gegenpressing yang membuat lawan kesulitan menguasai bola sejak menit pertama. Dortmund memang menumpuk banyak pemain di sekitar area pertahanan Schalke, namun mereka tidak benar-benar menekan (dengan standar tekanan yang mereka miliki, penampilan semalam memang kurang menekan).
Ketika menguasai bola pun kedua kesebelasan sama-sama mengingkari prediksi. Schalke tidak memainkan serangan balik cepat sedangkan Dortmund meninggalkan pertukaran umpan pendek yang sudah menjadi ciri khas mereka. Schalke memainkan umpan dari kaki ke kaki, perlahan tapi pasti membangun serangan. Dortmund, sementara itu, nampak berbeda dari biasanya karena sering melepas umpan langsung.
Statistics of Shame untuk Schalke
Dortmund tidak melewatkan keunggulan, keuntungan, dan peluang yang mereka miliki di pertandingan ini. Bertindak sebagai tuan rumah dan bertanding melawan kesebelasan yang lebih banyak menunggu ketimbang menekan, Dortmund terlihat nyaman dan leluasa memainkan bola. Statistik pertandingan dengan jelas menggambarkan dominasi Dortmund. Untuk urusan kontak dengan bola, kesebelasan berjuluk Die Schwarzgelben ini mengalahkan lawan mereka dalam segala hal. Hanya dalam persentase kesalahan umpan saja Schalke memiliki angka yang lebih besar ketimbang Dortmund; dan Dortmund tak perlu merasa kalah karenanya.

[Statistik dari situs resmi Bundesliga]
Para pemain Dortmund bersentuhan dengan bola 240 kali lebih banyak ketimbang para pemain Schalke. Dan sementara jumlah umpan tepat sasaran yang dilepas para pemain Schalke tidak mencapai 200, para pemain Dortmund berhasil menggandakan dan melebihi catatan tersebut. Akurasi umpan yang buruk juga menjadi masalah tersendiri bagi Schalke.

[Statistik dari situs resmi Bundesliga]
Buruknya akurasi umpan Schalke menjauhkan Dortmund dari ancaman nyata. Sepanjang pertandingan Schalke hanya mampu melepas tiga tembakan. Dan tidak satu pun di antaranya berasal dari dalam kotak penalti. Selain karena akurasi umpan yang buruk, hal ini dapat terjadi karena Klaas-Jan Huntelaar dan Eric-Maxim Choupo-Moting selaku duo penyerang Schalke tidak terhubung dengan baik. Huntelaar kesulitan menemukan Choupo-Moting, dan Choupo-Moting tidak selalu mudah menemukan Huntelaar.
Lini serang Dortmund, sementara itu, tidak mengalami kesulitan yang sama. Sepanjang pertandingan, 31 kali para pemain Dortmund melepas tembakan ke gawang Schalke. Itu artinya, jumlah tembakan Dortmund sepuluh kali lipat lebih banyak ketimbang Schalke.
Kalah di Tengah
Dalam formasi 4-2-3-1 yang diterapkan Klopp, Dortmund praktis hanya memiliki dua orang gelandang. Schalke, di lain pihak, memiliki satu pemain lebih banyak. Namun fakta tersebut tidak lantas membuat Guendogan dan Nuri Sahin kalah dari trio gelandang Schalke yang berisi Kevin-Prince Boateng, Marco Hoeger, dan Dennis Aogo. Guendogan dan ลahin kalah kuantitas, namun menang dalam urusan kualitas.
Total jumlah umpan yang dilepas Boateng, Hoeger, dan Aogo (total jumlah, termasuk yang tidak menemui sasaran) adalah 88 buah. Jumlah tersebut lebih sedikit ketimbang total jumlah umpan berhasil (tidak termasuk yang tidak menemui sasaran) yang dicatatkan Guendogan dan Sahin: 98 kali.

Pekerjaan Boateng, Hoeger, dan Aogo sedikit banyak dipersulit oleh Atsuto Uchida dan Christian Fuchs. Kedua pemain sayap Schalke ini memiliki tugas ganda sehingga seringkali salah satunya terlambat kembali ke posisi mereka setelah bergerak jauh ke depan membantu serangan. Jika ini terjadi, salah satu dari trio gelandang Schalke harus menutup lubang yang tercipta sehingga di lini tengah jumlah mereka sama banyaknya dengan duo gelandang Dortmund.
Alasan lain, Uchida dan Fuchs lambat melakukan transisi dari bertahan ke menyerang sehingga trio gelandang Schalke tidak memiliki opsi melepas umpan ke daerah dekat garis tepi. Jika kondisi ini terjadi, trio gelandang Schalke hanya memiliki opsi mengumpan ke depan dan (seringkali) kebelakang.
Mengubah Pendekatan, Mencetak Tiga Gol
Timon Wellenreuther, penjaga gawang Schalke di pertandingan semalam, adalah detil kecil yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kualitas permainan lini belakang Schalke. Seperti kebanyakan penjaga gawang berusia 19 tahun, Wellenreuther belum memiliki banyak pengalaman. Karenanya, pengambilan keputusan yang ia lakukan seringkali kurang tepat. Wellenreuther menunggu ketika ia seharusnya bergerak, dan ia bergerak ketika menunggu lebih tepat. Semalam, hal-hal semacam ini cukup sering terjadi.

Beruntung Schalke memiliki Matija Nastasic, Benedikt Hoewedes, dan Roman Neustaedter sebagai trio pemain belakang. Ketiga pemain tersebut berkali-kali menyelamatkan gawang Schalke dengan penempatan diri dan pengambilan keputusan yang tepat. Mereka menggagalkan peluang-peluang Dortmund, membendung tembakan dengan kaki dan bagian tubuh lain kecuali lengan. Jika bukan karena kehadiran ketiganya, Dortmund pasti tidak perlu menunggu lama untuk gol pertama.

Namun pertahanan Schalke tidaklah sempurna. Walau tampil baik dalam urusan membendung tembakan, lini pertahanan Schalke terlalu mudah dibelah. Berkali-kali para pemain Dortmund berhasil menebar ancaman setelah menerima umpan terobosan dan umpan panjang. Dortmund mengambil pendekatan pragmatis seperti ini untuk menempatkan bola di area berbahaya secepat mungkin. Pertukaran umpan dari kaki ke kaki hanya akan memberi waktu bagi para pemain Schalke untuk mengorganisir barisan pertahanan yang rapat dan sulit ditembus.
Menebar ancaman dengan umpan terobosan dan umpan langsung, bagaimanapun, hanya baik untuk babak pertama. Di babak kedua, lini pertahanan Schalke lebih sulit dibongkar dengan cara yang sama. Dortmund toh pada akhirnya tetap berhasil mencetak tiga gol lewat pendekatan yang berbeda.
Dortmund mendapatkan gol pertama mereka setelah Dennis Aogo melakukan kesalahan. Aogo yang berniat memotong bola malah membuat bola jatuh dalam penguasaan Pierre-Emerick Aubameyang. Tidak lama berselang, Henrikh Mkhitaryan mencetak gol dengan memanfaatkan umpan silang Guendogan.
Dortmund tidak bermain santai setelah mencetak dua gol. Malah, mereka bermain lebih menekan untuk meladeni Schalke yang bermain terbuka demi mencari gol balasan. Hal ini berbuah manis. Marco Reus mencetak gol ketiga Dortmund berkat tekanan yang ia berikan kepada Timon Wellenreuther.
====
* Dianalisis oleh @panditfootball. Profil lihat di sini.
(nds/a2s)