Danny Welbeck memastikan Manchester United hampir dipastikan mengakhiri musim tanpa gelar setelah gol kemenangannya membuat “Setan Merah” kalah dan tersingkir di ajang Piala FA.
Bertandang ke Stadion Old Trafford yang pernah membesarkannya dulu, Welbeck mencetak gol kemenangan untuk Arsenal pada laga yang berakhir dengan skor 2-1.
Tertinggal lebih dahulu lewat gol Nacho Monreal, MU sebenarnya sempat menyamakan kedudukan oleh Wayne Rooney. Laga di babak pertama memang berlangsung ketat dan cenderung seimbang. Kondisi berubah pasca turun minum, pergantian taktik yang dilakukan Louis van Gaal justru membawa malapetaka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbedaan Tempo Dua Kesebelasan
MU menguasai bola secara dominan di babak pertama. Taktik yang diterapkan oleh Van Gaal memang menekankan pada penguasaan bola. Umpan-umpan pendek dilakukan dengan hati-hati agar tidak terebut oleh Arsenal. Cara ini membuat tempo permainan MU cenderung lambat.
Hal ini berbeda dengan yang dilakukan Arsenal. Ketika mendapatkan penguasaan bola, mereka langsung mengalirkan bola ke lini depan. Alliran bola yang berjalan cepat ini dibarengi dengan para pemain yang piawai mencari ruang.
Taktik Wenger membuat Arsenal mudah kehilangan bola, sehingga praktis sepanjang babak pertama mereka hanya mendapatkan 42% penguasaan bola.
Akan tetapi, untuk urusan peluang kedua kesebelasan relatif imbang. Dalam 45 menit pertama, dengan MU mencatatkan enam kali tembakan dan Arsenal lima kali. Salah satu penyebab adalah buruknya pertahanan yang dibangun tim tuan rumah.
Daley Blind yang bertugas sebagai gelandang bertahan bekerja sendirian melawan gempuran dari lini tengah Arsenal. Akibatnya, Antonio Valencia yang menjadi bek kanan kerap bergerak ke tengah untuk membantu Blind. Kelemahan ini juga yang menjadi penyebab gol pembuka Monreal.
Pergerakan Oezil dan Permainan Cair Arsenal
Gol pembuka oleh Monreal menjelaskan dengan baik kelemahan formasi MU di babak pertama, yakni kosongnya lini tengah ketika mendapat serangan dari lawan. Masalah ini sendiri kerap muncul ketika Van Gaal memakai formasi satu gelandang di 4-1-4-1 atau 4-4-2 berlian.
Lini belakang MU juga harus menghadapi pergerakan Arsenal yang cair terutama di sektor gelandang. Pada proses gol tersebut, Valencia yang berposisi sebagai bek kanan justru mengikuti pergerakan Alexis Sanchez ke area tengah sehingga menyisakan ruang kosong di kanan. Karena kekosongan tadi, Smalling terpaksa bergerak melebar untuk mengisi posisi Valencia.
Seharusnya hal ini tidak menjadi masalah jika ada kordinasi pertahanan yang baik. Tetapi, nyatanya Smalling malah mengikuti arah gerak Mesut Oezil ke tengah dan meninggalkan Nacho Monreal sendirian tak terkawal.
Lalu kenapa Smalling dan Valencia sampai bisa terpancing ke tengah dan tidak memperhatikan Monreal? Lagi-lagi hal tersebut bermuara dari kurangnya pemain yang bertugas sebagai gelandang bertahan di MU.



[Proses gol Monreal]
Blunder Taktik Louis Van Gaal
Selepas jeda Van Gaal melakukan dua pergantian pemain sekaligus. Langkah yang cukup berani mengingat pertandingan semalam adalah satu-satunya peluang MU untuk meraih gelar musim ini. Tujuan pergantian ini adalah memperbaiki buruknya sektor pertahanan di babak pertama.
Gelandang bertahan yang semula bertugas sendirian kini dibantu oleh Michael Carrick (dengan menarik keluar Ander Herrera). Sedangkan untuk membantu sektor kanan, Luke Shaw ditarik keluar dan diganti oleh Phil Jones. Fungsinya adalah melapisi sisi kanan yang dihuni Valencia karena Angel Di Maria kerap terlambat turun dan lebih berkonsentrasi melakukan serangan balik.

[Susunan Pemain Man United di babak II]
Setelah pergantian ini, pertahanan MU memang menjadi lebih kuat dibandingkan babak pertama. Namun hal ini justru membuat aliran bola menjadi berhenti. Soalnya, Herrera memang banyak membantu di sepertiga akhir dan memperbanyak opsi umpan. Tetapi, setelah masuknya Carrick, opsi ini menjadi hilang karena Carrick lebih banyak menunggu di lini belakang karena terus ditekan pemain Arsenal.
Kondisi di atas menciptakan jarak antara lini belakang dan depan MU sehingga mereka justru kesulitan untuk menyerang. Strategi umpan-umpan pendek pun menjadi sulit dijalankan karena para gelandang Arsenal khususnya Oezil dan Santi Cazorla, dengan terkadang dibantu Sanchez, mampu memberi tekanan pada duet gelandang Carrick-Blind.
Sewaktu Herrera belum diganti, MU memiliki opsi umpan cukup banyak, meski tak selalu diarahkan ke depan. Tanpa kehadiran Herrera, Valencia tampak terpengaruh sehingga ia melakukan backpass dengan tergesa-gesa dan tendangannya tidak sempurna. Dari tayangan ulang terlihat bola hanya menyentuh telapak kakinya saja sehingga bola untuk David de Gea menjadi pelan dan dapat direbut dengan mudah oleh Welbeck.
Backpass sebenarnya merupakan strategi yang dipakai oleh Van Gaal musim ini. Salah satu buktinya, menurut data Opta, MU adalah kesebelasan dengan jumlah umpan ke kiper tertinggi dengan 451 kali sepanjang musim. Tetapi yang menjadi perbedaan adalah saat babak pertama umpan tersebut dikirim dengan nyaman karena tidak adanya tekanan.
Kesimpulan
Sebenarnya pertandingan berjalan seimbang. Tetapi, justru perubahan taktik yang dilakukan Van Gaal berbuah kekalahan. Langkah yang cukup berani karena jika melihat babak pertama, MU masih mempunyai peluang membalikkan keadaan dengan taktik yang sama.
Van Gaal memilih bertahan terlalu dini karena skor masih imbang 1-1 dan mereka sedang bertanding di hadapan pendukungnya sendiri. Paling tidak, jika ia memang tidak ingin mengambil banyak risiko, Van Gaal bisa melakukan satu pergantian lebih dahulu, dengan memasukan Carrick. Hal tersebut akan membuat MU menyisakan dua jatah pergantian sembari Van Gaal memantau keadaan taktik di lapangan.
Apalagi menjelang akhir laga anak asuhnya harus bermain dengan 10 orang setelah Di Maria diusir oleh wasit Michael Oliver.
Sementara itu, tanpa meremehkan Arsenal, The Gunners sebenarnya bermain biasa saja pada laga kali ini. Beberapa kali pertahanannya mampu ditembus lini depan Man United. Dua gol yang diciptakan pun berawal dari kesalahan bek tim lawan.
Untuk pertama kali sejak September 2006, Arsenal akhirnya berhasil menang di Old Trafford dan melenggang ke semifinal Piala FA. Peluang untuk mempertahankan gelar menjadi lebih terbuka.
Sementara itu, gagalnya laju MU membuat mereka terancam tidak mendapat gelar musim ini, karena butuh keajaiban yang sangat besar untuk merengkuh juara liga, satu-satunya peluang yang secara matematis masih bisa dilakukan.
Namun, kemungkinan besar mereka akan mengulangi kegagalan 27 tahun lalu, yaitu harus puasa gelar selama dua musim berturut-turut.
====
* Dianalisis oleh @panditfootball. Profil lihat di sini.
(raw/a2s)