Setelah bermain imbang 1-1 di kandang PSG, di laga leg kedua PSG sukses menyarangkan dua gol. Karenanya, meski laga berakhir imbang 2-2, mereka mampu lolos karena keunggulan gol tandang.
Chelsea memainkan kekuatan penuhnya pada pertandingan kali ini. Tidak ada pemain yang tidak bisa diturunkan oleh Jose Mourinho akibat cedera maupun akumulasi kartu. Mourinho pun memainkan pemain-pemain yang biasa dimainkannya pada laga-laga sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kubu tim tamu, sang pelatih Laurent Blanc harus kehilangan satu pemain andalannya, Van der Wiel. Absennya bek sayap kanan asal Belanda ini membuat Blanc harus menggeser Marquinhos sebagai bek sayap. Sedangka di depan, Blanc kali ini mempercayakan trio Ibrahimovic, Cavani, dan Pastore sebagai trio penyerang.

Kemampuan PSG Meredam Hazard dan Diego Costa
Dengan modal skor 1-1 yang diraih Chelsea pada pertemuan leg pertama di kandang PSG, Chelsea hanya membutuhkan hasil imbang 0-0 untuk bisa lolos ke babak 8 besar. Namun Chelsea sama sekali tidak melihat ingin mengakhiri pertandingan dengan skor 0-0. Sejak kickoff babak pertama, anak asuh Jose Mourinho langsung keluar menyerang.
Salah satu jalur serangan Chelsea adalah melalui sayap kiri dengan memanfaatkan penyerang sayap asal Belgia, Eden Hazard. Kemampuan menggiring bola Hazard tentu saja menjadi ancaman tersendiri bagi barisan pertahanan PSG.
Namun Blanc bukannya tidak menyiapkan apa-apa untuk Hazard. Marquinhos dan Marco Veratti menjadi tembok berlapis yang berfungsi untuk menghalau pergerakan Hazard.
Marquinhos akan menutup pergerakan Hazard ketika bergerak melebar, sedangkan Veratti yang berposisi sebagai gelandang akan mengantisipasi pergerakan Hazard ketika mencoba melakukan cutting inside.
Cara ini terlihat cukup efektif. Hazard tidak mendapatkan keleluasaan untuk berkreasi menciptakan peluang bagi Chelsea. Hanya ada satu operan Hazard yang berbuah peluang bagi Chelsea di sepanjang pertandingan.

Grafis operan Hazard selama pertandingan. Akibat kesulitan diberi ruang, bola yang dikuasainya sering dikembalikan ke belakang. Sumber: FourFourTwo.
Bantuan yang diberikan oleh bek kiri Chelsea, Cesar Azpilicueta, untuk membuka jalan bagi Hazard menembus pertahanan PSG pun tidak membantu banyak. Azpilicueta akhirnya hanya bisa melepaskan umpan silang langsung ke Diego Costa yang berada di kotak penalti. Tidak banyak yang bisa dilakukan Costa menghadapi dua bek tengah PSG seorang diri.
Permainan Tengah Chelsea yang Tidak Berkembang
Gagal menyerang dari sisi kiri, Chelsea pun mencoba jalan lain untuk menciptakan peluang. Kali ini Chelsea coba untuk menembus langsung dari tengah. Di sini mereka juga memiliki pemain dengan skill individu yang tidak kalah hebat, Oscar.
Di area ini, Oscar tidak bekerja sendirian. Ia dibantu oleh gelandang terbaik yang dimiliki Chelsea, Cesc Fabregas. Pemain asal Spanyol ini akan keluar dari posnya sebagai poros ganda untuk membantu Oscar menerobos barisan pertahanan Chelsea dari tengah.
Fabregas berhasil menemukan ruang di depan kotak penalti. Pasalnya, Veratti yang menjadi salah satu pemain PSG yang seharusnya berada di area ini, memiliki tugas untuk menutup pergerakan Hazard di kiri. Karena itulah tercipta ruang bagi Fabregas melakukan penetrasi pada ruang yang diciptakan oleh Veratti tersebut.
Hanya saja, upaya ini pun menemukan jalan buntu. Barisan pertahanan PSG bermain sangat disiplin untuk menutupi pergerakan Fabregas dan Oscar dari tengah. Mereka berhasil kembali berhasil meredam serangan Chelsea yang dilakukan dari lapangan tengah ini.
Hal ini bahkan berdampak negatif bagi Chelsea. Naiknya Fabregas membuat Chelsea menciptakan lubang di wilayah pertahan mereka sendiri.
Hal ini berhasil dimanfaatkan PSG untuk melakukan serangan balik. trio lini tengah PSG akan dengan cepat mengalirkan bola ke depan untuk langaung mengancam jantung pertahanan Chelsea.
Salah satu ancaman yang paling berbahaya terjadi pada awal babak kedua. Melalui satu serangan balik, Fabregas yang terlanjur naik menyebabkan gelandang PSG mendapat ruang kosong di depan barisan pertahanan Chelsea.
Mau tidak mau, satu pemain bertahan Chelsea pun naik menutupi pergerakan gelandang PSG ini. hasilnya, Cavani berhasil mendapatkan ruang hingga tinggal berhadapan 1 lawan 1 dengan courtois. Beruntung bagi Chelsea tendangan Cavani masih membentur tiang gawang.
Imbas Pertahanan Chelsea yang Terlalu Percaya Diri
Sejak PSG bermain 10 orang tanpa Ibrahimovic, pertahanan Chelsea terlihat semakin percaya diri. Tanpa adanya Ibrahimovic, PSG merasa aman sehingga empat bek The Blues terlalu naik ke depan terutama kedua bek sayap mereka.
Demikian pula dua bek tengah Chelsea yang sering terpancing bergerak terlalu ke depan. Hal ini diakibatkan Nemanja Matic yang sering maju membantu lini tengah The Blues yang sering mengalami kebuntuan ketika menyerang.
Di sisi kanan pertahanan Chelsea, terkadang Ivanovic terlambat turun untuk menahan serangan PSG.

Peta area kedua bek sayap Chelsea yang rajin membangun serangan, tapi kerap terlambat ketika bertahan. Sumber: Squawka.com
Celah di lini belakang yang ditinggalkan Matic kemudian mampu dimanfaatkan PSG. Sama seperti Chelsea, para anak asuh Blanc lebih banyak mengandalkan serangan melalui sektor kirinya, melalui bola yang dibangun oleh Marco Verratti.
Di sisi kiri, Les Parisiens mengandalkan mobilitas Maxwell dan Blaise Matuidi yang berhasil membuat John Terry dkk. kocar kacir. Satu peluang Edinson Cavani dan dua umpan kunci juga dihasilkan melalui sisi tersebut.
Begitu juga lini tengah yang mampu menghasilkan empat umpan kunci PSG dan juga sukses membuat lini tengah Chelsea tidak bekembang.
Masuknya Ezequiel Lavezzi pada menit ke-81 menggantikan Matuidi kemudian membuat daya gedor serangan PSG semakin terasa bagi pertahanan Chelsea.
Buruknya Koordinasi Pertahanan Chelsea Mengantisipasi Tendangan Sudut
Masuknya Lavezzi menggantikan Matuidi merupakan buah kecerdikan Blanc dalam membaca kelemahan Chelsea. Tekanan 10 pemain PSG kepada lini pertahanan The Blues sering membuahkan tendangan sudut.
Tentunya Lavezzi memiliki kemampuan mengeksekusi tendangan sudut yang baik karena dua di antara tiga yang dilakukannya bisa menjadi umpan kunci. Bahkan, satu tendangan sudut menjadi satu asist bagi David Luiz.
Keunggulan PSG dalam situasi tendangan sudut itu juga dipemudah pertahanan Chelsea yang buruk dalam duel bola-bola atas. Hal tersebut sudah terlihat sejak babak pertama ketika tiga tendangan sudut PSG justru diantisipasi oleh Thibaut Courtois dan bukan Gary Cahill atau John Terry.
Dua gol yang berhasil dilesatkan Les Parisiens dikarenakan bek Chelsea yang tidak berkoordinasi dengan baik ketika menghadapi situasi tendangan sudut. Gol pertama yang diciptakan David Luiz adalah karena kekeliruan antara John Terry dengan Branislav Ivanovic.
Semula Terry yang terlihat mengawal David Luiz, namun kapten Chelsea tersebut justru melewati mantan rekan setimnya tersebut. Otomatis, Ivanovic yang semula berada di belakang Terry menjadi dan terlambat melakukan duel udara dengan bek PSG tersebut.
Koordinasi yang buruk dalam menghadapi situasi bola mati pun terjadi lagi pada gol kedua yang dicetak Thiago Silva.
Pada gol yang terjadi di menit ke-114 itu, lagi-lagi Terry salah melakukan koordinasi penjagaan. Kali ini pemain benomor 26 tersebut kebingungan menjaga Thiago Silva dan Adrien Rabiot. Akhirnya Silva pun memutar badan mengecoh Terry ketika sang kapten malah mencoba menjaga Rabiot yang sudah dikawal Cahill.

Koordinasi buruk dari Terry dan Cahill ketika akan mengantisipasi bola tendangan sudut. Foto dari : Daily Mail
Kesimpulan
Chelsea tidak mampu memanfaatkan keunggulan jumlah pemain setelah Ibrahimovic diusir keluar oleh wasit. Para penggawa The Blues tersebut tidak mampu mengembangkan permainan karena kedisiplinan permainan Les Parisiens.
Kedisiplinan permainan PSG tidak lepas dari pertahanan mereka yang digalang Marquinhos, David Luiz dan Silva. Nama terakhir sendiri bisa dikatakan sebagai pemain terbaik pada laga leg kedua 16 besar ini.
Silva berhasil mencetak satu gol penentu, lima tekel bersih, tiga kali memenangi duel udara dan akurasi operannya yang mencapai 90%.
Selain pertahanan, lini tengah PSG juga bermain disiplin, terutamaVerratti yang seimbang dalam membantu pertahanan dan serangan. Pemain tengah asal Italia ini berhasil melakukan 10 tekel bersih tiga intersepsi, empat dribel sukses, dua umpan kunci dan akurasi operan yang mencapai 92%.
Maka, kokohnya pertahanan dan disiplinnya para pemain tengah PSG, membuat Chelsea tidak mampu mepertahankan keunggulan.
====
*dianalisis oleh @panditfootball. Profil lihat di sini.
(roz/roz)