Barca Manfaatkan Lebar Lapangan dan Pressing Tinggi untuk Kalahkan PSG

Liga Champions: PSG 1-3 Barca

Barca Manfaatkan Lebar Lapangan dan Pressing Tinggi untuk Kalahkan PSG

- Sepakbola
Kamis, 16 Apr 2015 12:22 WIB
Getty Images/Xavier Laine
Jakarta - Langkah Paris Saint-Germain (PSG) untuk melaju ke babak semifinal Liga Champion 2014/2015 kian berat karena takluk 1-3 dari Barcelona di kandangnya sendiri, Parc de Princes, Kamis (16/4/2015) dini hari.

Neymar membuka keunggulan untuk Blaugrana pada menit ke-17. Lalu dua gol sisanya diborong Luis Suarez pada menit ke-67 dan ke-79. PSG cuma bisa memperkecil ketinggalan lewat gol Gregory Van der Wiel pada menit ke-82.

Kendati bermain di markas sendiri, PSG tidak berdaya menahan gempuran Barcelona. Adrien Rabiot dan Yohan Cabaye rupanya tidak mampu menggantikan peran Marco Verratti yang absen karena akumulasi kartu kuning. Di lini depan absennya Zlatan Ibrahimovic yang digantikan Javier Pastore tidak mampu berbuat banyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain Barcelona turun dengan hampir seluruh pemain terbaiknya. Hanya Dani Alves yang berposisi sebagai fullback kanan tidak bisa diturunkan karena cedera. Martin Montoya pun dipilih menggantikan Alves, meski sebelumnya diperkirakan Adriano-lah yang akan tampil.

Di lini pertahanan Gerard Pique kembali diduetkan dengan Javier Mascherano, sementara Jeremy Mathieu dicadangkan oleh pelatih Barcelona, Luis Enrique. Ditariknya Mascherano menjadi bek tengah membuat posisi gelandang bertahan saat itu kembali kepada Sergio Busquets.



Barcelona Paksa PSG Bermain Lebar

Kehadiran Cabaye dan Rabiot di lini tengah PSG dirasakan cukup kuat untuk berduel dengan pemain tengah Barca. Namun, Enrique punya cara lain untuk membuat keduanya tidak terasa berarti.

Thiago Silva dkk., bermain sabar dan tidak terlalu terburu-buru. Namun, hal ini dimanfaatkan Barca untuk memainkan operan pendek dengan cepat. Aliran bola anak asuh Enrique tersebut lebih banyak digiring menuju dua sisi lapangan, yang didukung dengan aktifnya pergerakan dua fullback Barcelona, Jordi Alba dan Montoya.

Kedua fullback tersebut kerap naik membantu serangan, yang membuat lini tengah Barcelona memiliki lebih banyak pilihan. Namun, dua fullback tersebut jarang naik hingga area sepertiga akhir. Montoya dan Alba lebih memilih umpan-umpan ke luar area kotak penalti PSG, yang siap disambut pemain lain untuk memanfaatkan celah bek PSG yang terbawa bermain melebar.



Operan-operan berhasil Barcelona ketika menyodorkan dari sisi lapangan menuju luar area kotak penalti PSG. Sumber: Fourfourtwo.

Para pemain PSG terpancing untuk ikut bermain melebar, termasuk Cabaye yang diplot menjadi gelandag bertahan. Ia kerap terpancing gerakan Alba yang menyisir sisi kiri Barca, membuat kekosongan di area luar kotak penalti yang bisa dimanfaatkan para gelandang Blaugrana.

Dari area luar kotak penalti PSG yang kosong itu, Barcelona berkali-kali mengancam lewat celah bek PSG yang melebar. Celah-celah tersebut dimanfaatkan Barca untuk melepaskan umpan-umpan terobosan atau aksi-aksi individual yang dimiliki trisula Messi, Neymar dan Suarez.

Pressing Barcelona Putuskan Jembatan Serangan PSG

Barca betul-betul bermain agresif dini hari tadi. Permainan dengan tensi tinggi tidak cuma dilakukan ketika menyerang, tapi juga saat bertahan. Mereka menerapkan pressing tinggi yang membuat PSG sulit menguasai bola terlalu lama.

Bola yang terlepas dari pemain PSG segera dimanfaatkan menjadi serangan balik. Keefektifan strategi tersebut terlihat dari gol pertama yang dicetak Neymar. Gol ini diawali saat Sergio Busquets berhasil melakukan tekel bersih kepada Rabiot, yang kemudian dilanjutkan Messi dengan memberi assist bagi Neymar pada menit ke-17.

Tekanan yang dilakukan Barca sejak dari setengah lapangan membuat Rabiot sebagai jembatan serangan PSG tidak berkutik sama sekali. Pemain bernomor 25 tersebut sering kehilangan bola ketika mulai membangun serangan oleh tekanan yang diberikan Barca.



Pressing tinggi Barcelona sudah diterapkan sejak di sepertiga akhir PSG

Sementara itu, justru PSG yang diperkirakan bakal bermain dengan pressing tinggi justru kebalikannya. Les Parsiens lebih memilih bertahan dan tidak terlalu terburu-buru. Namun, mereka malah sering terkecoh lewat umpan-umpan pendek cepat dan aksi-aksi individual pemain Barca salah satunya Van der Wiel yang terus digempur Neymar.

Suplai Bola yang Minim Untuk Serangan PSG

Terkurung di wilayah sendiri karena pressing yang terus dilancarkan Barca, membuat lini serang PSG minim suplai bola untuk mengejar ketertinggalan. Ketika Rabiot tidak bisa menjadi jembatan antar lini dengan baik dan Cabaye gagal meredam aksi gelandang Barca membuat Blaise Matuidi sering kerja sendiri.

Matuidi sebagai gelandang serang PSG kerap bolak-balik dari depan ke belakang tanpa adanya aliran bola yang bisa diolahnya menjadi serangan yang efektif. Dirinya kesulitan mendekati si kuli bundar karena tidak lepas dari insting intersepsi yang baik ditunjukan para anak asuh Enrique tersebut.

Jangankan Matuidi, dua penyerang sayap PSG Pastore dan Ezquel Lavezzi terlihat kerap turun hingga membantu pertahanan Les Parisiens atau sekedar mencari bola ke bawah. Turunnya Lavezzi dan Pastore membuat Edinson Cavani hanya sendirian di lini serang PSG.

Dengan Cavani seorang, Javier Mashcerano sampai-sampai maju hingga setengah lapangan untuk membantu serangan. Turunnya Pastore dan Lavezzi tetap tidak membantu Cavani mendapatkan suplai bola, justru lini serang kesebelasan besutan Blanc tersebut semakin minim peluang terutama babak pertama cuma berhasil melepaskan tendangan ke gawang satu kali.

Kesimpulan

Blanc salah besar ketika menginstruksikan PSG bermain terlalu sabar saat bertahan menghadapi gempuran para pemain Barca. Nyatanya Messi dkk., bisa memanfaatkan strategi lawan melalui operan-operan pendek cepat yang dimanfaatkan Barca untuk mengeksploitasi lebar lapangan.

Pressing ketat yang diterapkan Barca menghadapi tuan rumah PSG sangat ampuh terutama menghentikan aliran bola yang selalu dimulai dari Rabiot di sektor tengah. Tekanan yang diberikan Blaugrana membuat Les Parisiens kesulitan memberikan suplai bola kepada Cavani di lini serang. Dari segi penguasaan bola, Barca unggul dari PSG yakni 66 persen berbanding 44 persen.

Aksi individual pemain Barca tentu tidak hanya dimilik Neymar saja, namun penampilan gemilang Suarez patut menjadi salah satu pemain penting yang menentukan kemenangan Blaugrana. Selama pertandingan ia berhasil melakukan enam dribel yang mengecoh para pemain PSG dan melepaskan tiga tendangan ke gawang dua antaranya menjadi gol. Rataan operannya pun cukup mumpuni dengan rasio 83 persen yang menghasilkan satu umpan kunci.

Maka dengan hasil kekalahan 3-1 di kandang sendiri ini membuat PSG harus berjuang keras kembali pada leg kedua di Camp Nou markas Barca nanti untuk melaju ke semi final Liga Champion 2014/2015.

====

*dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.

(roz/din)

Hide Ads