Kartu Merah yang Mengacaukan Permainan Bertahan Atletico

Liga Champions: Madrid 1-0 Atletico

Kartu Merah yang Mengacaukan Permainan Bertahan Atletico

- Sepakbola
Kamis, 23 Apr 2015 15:06 WIB
Real Madrid via Getty Images/Angel Martinez
Jakarta -

Real Madrid memastikan diri melenggang ke babak semifinal Liga Champions setelah berhasil menaklukkan rival sekota Atletico Madrid 1-0 pada pada leg kedua perempat final, di Santiago Bernabeu, Kamis (23/4) dinihari WIB. Gol kemenangan Los Blancos dicetak Javier 'Chicharito' Hernandez pada menit ke-88.

Gol satu-satunya dalam pertandingan itu berawal dari kerjasama apik antara Cristiano Ronaldo dan James Rodriguez. Setelah sempat menggiring bola di dalam kotak pertahanan Atletico, CR7 berhasil menyodorkan umpan matang kepada Javier Hernandez. Pemain pinjaman dari Manchester United itu bereaksi spontan dengan langsung melepaskan tendangan mendatar ke gawang lawan.

Gol tersebut tercipta tak lama setelah gelandang serang Atletico Madrid, Arda Turan diusir wasit pada menit ke-76. Pemain Turki itu mengangkat kaki terlalu tinggi saat berebut bola dengan Sergio Ramos.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siasat Ancelotti untuk Menambal Pemain yang Absen

Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, tiba di Santiago Bernabeu dengan tekanan yang begitu besar. Sejumlah pemain intinya tidak bisa tampil karena berbagai alasan: Gareth Bale, Luka Modric, Marcelo dan Karim Benzema. Hal itu pun memaksa Ancelotti untuk mengubah formasi dan meletakan Ramos ke lini tengah. Fabio Coentrao yang sudah jarang bermain pun diberi kepercayaan menempati pos bek kiri.

Kesempatan juga datang bagi Chicharito. Bersama Ronaldo, keduanya menjadi tombak di lini serang Real Madrid. Sejak awal pertandingan, kedua pemain tersebut lebih dominan bermain melebar. Serangan Real kian tajam ketika Rodriguez dan Ronaldo saling bertukar posisi.

Sedangkan Atletico tidak banyak melakukan perubahan gaya bermain. Simeone benar-benar terus mengandalkan gaya bermain bertahan dengan intensitas pressing tinggi seperti biasanya



Peran Ramos Sebagai Gelandang dan Kesabaran Atletico

Pertandingan dimulai dengan tempo sedang. Atletico disiplin dalam penempatan posisi dan sejenak membiarkan El Real memanfaatkan sisi tengah lapangan. Ini dilakukan Atletico guna membaca permainan hingga 20 menit pertama. Atletico pun memaksa Real untuk terus-terusan bermain melebar.

Hal ini terbilang berhasil karena Real beberapa kali melepaskan umpan silang yang sama sekali tidak mengancam. Tidak ada pemain Real yang benar-benar mampu menarik keluar para pemain bertahan Atletico atau setidaknya menciptakan ketidakstabilan dalam penumpukan pemain Atletico di area kotak penalti. Anak asuk Diego Simeone begitu sabar menanti kesempatan untuk mereka memanfaatkan serangan balik atau lewat bola-bola mati.



Pergerakan Dani Carvajal di sisi kanan Real Madrid ternyata tidak begitu banyak berarti. Ia sulit memasuki area yang dihuni oleh Niguez dan Gamez. Sedangkan Rodriguez terlihat kurang leluasa karena ketidakhadiran Luka Modric yang biasa memberinya umpan-umpan matang.

Salah satu ketepatan taktik yang dilakukan Ancelotti adalah menempatkan Ramos di lini tengah. Ia berlari tanpa henti dan berkontribusi dalam memperkuat lini pertahanan, tengah, dan lini serang. Peran Ramos membuat Mario Mandzukic kesulitan mengeksploitasi lini pertahanan El Real. Kehadiran Ramos juga meringankan pekerjaan Pepe dan Raphael Varane yang diplot sebagai bek tengah.

Kartu merah yang diterima Arda Turan pun tidak lain karena terlibat perebutan bola dengan Ramos. Peran Ramos di pertandingan ini memang terbukti cukup krusial bagi keseimbangan permainan Real.



[Keseluruhan aksi Ramos. Stats Zone]

Pergantian yang Terlalu Cepat

Agak mengherankan, ketika Diego Simeone membuat satu perubahan saat istirahat dengan mengeluarkan Saul Niguez dan memasukkan Gabi, untuk kemudian berlanjut ke pergantian Raul Garcia dengan menarik Griezmann pada menit ke-65. Tentu saja pergantian kedua menjadi hal yang sangat mengherankan. Sebab hilangnya peran Griezmann menjadi salah satu penyebab Real berani untuk menekan lebih tinggi lagi.



Gambar di atas menjadi indikasi yang jelas bahwa Simeone berharap pertandingan akan berlanjut ke waktu tambahan. Varane dan Pepe (dua pemain di depan garis hitam) pun membangun garis pertahanan di wilayah Atletico. Praktis itu pun membuat Mandzukic berada di wilayah sepertiga pertahanan Atletico.

Namun semua menjadi kacau setelah Arda Turan harus menerima kartu kuning kedua pada menit ke-75. Tentu saja keluarnya Arda Turan membuat Madrid semakin leluasa menekan.

Bahkan, masuknya Jose Gimenez yang menjadi stok terakhir Simeone menjadi penjelas jika Atletico hanya mengejar perpanjangan waktu hingga adu penalti karena tidak ada pilihan lain untuk menghindari tekanan dari Real. Tapi hanya dua menit kemudian setelah masuknya Gimenez, Oblak yang selalu tampil gemilang sejak leg pertama, akhirnya harus merasakan pahitnya memungut bola di pertandingan yang bertajuk derby Madrid tersebut.

Jerih payah trio CJR (Chicharito-James-Ronaldo) akhirnya mampu membuat seisi Santiago Bernabeu bersorak dan memaksa Atletico untuk bermain menyerang pada sisa dua menit waktu normal. Tentu saja tensi permainanpun berubah menjadi cerita lama yang penuh dengan perselisihan pemain.



[Grafik Pertahanan Atletico Babak Kedua. Stats Zone]

Kesimpulan

Kartu merah mengubah dinamika permainan sepenuhnya, karena sampai saat ini pertandingan tersebut bisa dikatakan seimbang dan berjalan normal seprti pertemuan-pertemuan sebelumnya. Real mendominasi penguasaan bola, tapi penguasaan itu tak serta merta mengancam pertahanan Atletico. Begitupun melalui beberapa set pieces Real yang gagal untuk benar-benar mengancam pertahanan Atletico.

Meskipun terlihat begitu sporadis dengan membuat garis pertahanan di wilayah lawan, sesunguhnya Real tidak dapat memecah kebuntuan ketika bermain 11 vs 11. Usaha anak asuh Ancelotti cenderung mampu disapu ketika memasuki area kotak penalti Atletico.

Di pertandingan ini pun sesungguhnya Atletico kembali membuktikan jika permainan bertahan dengan mengandalkan pressing para pemainnya betul-betul selalu berjalan mulus. Namun selain faktor kartu merah, pergantian-pergantian pemain yang dilakukan Simeone seperti mengesankan ogah menang diwaktu normal. Itu pun membuat kerja Mandzukic menjadi semakin tidak terlihat.

Dan racikan baru Ancelotti tentu saja menjadi sebuah apresiasi yang manis. Jika ada pemain yang dikatakan konsisten selama pertandingan tersebut, nama Chicharito layak untuk dikatakan. Pemain asal Meksiko ini selalu tampil menyulitkan sejak babak pertama. Pergerakannya yang selalu menjelajah area pertahanan Atletico benar-benar menjadi momok untuk para pemain bertahan. Itu adalah malam yang indah untuk membangkitkan percaya dirinya, meskipun ia dipaksa keluar karena cedera di ujung pertandingan.

====

*dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini



(roz/a2s)

Hide Ads