Sebanyak 16 pemain putra dan 13 putri telah dipilih pihak penyelenggara League of Change (LoC) yang berlangsung 10-12 Maret lalu, di bawah jembatan layang Pasupati, di kawasan Balubur, kota Bandung.
Diterangkan Founder and co-Director Rumah Cemara, Ginan Koesmayadi, ada beberapa perbedaan dari penyelenggaraan LoC tahun ini dibandung edisi pertama tahun lalu, yang juga diadakan di Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami harus mengapresiasi partisipasi para peserta. Dengan mengikuti turnamen ini mereka menunjukkan keinginan untuk tampil, berolahraga, syukur-syukur bisa terseleksi dan membawa nama negara ke turnamen internasional," tambah Ginan.
"Kita harus menghargai setiap usaha teman-teman untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Pesan League of Change bukanlah sekadar sepakbola, tapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana para pemain bisa melakukan perubahan dalam hidup mereka, dan masyarakat memberi dukungan pula pada mereka."
Setelah LoC selesai, Rumah Cemara akan menyiapkan tim yang akan mewakilkan Indonesia di Homeless World Cup di Polandia pertengahan tahun ini. Para pemain tim putra terpilih akan digenjot selama satu bulan dalam training camp, sedangkan tim putri akan digodok lebih lama, sekitar dua bulan.

"Kali ini tensi dan optimisme para pemain terlihat lebih tinggi. Mereka sepertinya sangat termotivasi karena selama dua tahun berturut-turut kami bisa memberangkatkan tim ke Homeless World Cup. Secara teknis, kemampuan individu mereka sangat baik. Pokoknya ngeri deh!" seru Ginan.
Selama training camp nanti, sambungnya, para pemain tak cuma digodok secara fisik dan teknik, tapi juga mental dan sikap hidup.
"Sebelum persiapan kami juga ingin tahu dalam interview nanti, perubahan apa saja yang sudah dan akan mereka lakukan, untuk hidup mereka yang lebih baik."
Mengenai partisipasi ketiga di Homeless World Cup, Rumah Cemara selaku koordinator timnas Indonesia tidak ingin terbebani dengan ekspektasi dari sebagian masyarakat, yang mungkin kali ini lebih tinggi. Di tahun 2011 Indonesia finis di peringkat keenam, dan tahun lalu menembus babak semifinal dan bercokol di posisi empat besar.
“Mungkin nantinya kita tidak hanya dilihat sebagai tim pemain ODHA dan warga miskin. Mungkin ada ekspektasi prestasi juga, karena sepakbola Indonesia sudah lama tidak menghasilkan apa-apa, dan sekarang masih kisruh. Jadi, mau tidak mau kami memang ingin mengharumkan nama bangsa. Tapi target kami selalu sama: berusaha yang terbaik untuk Indonesia," sahut Ginan.
"Untuk itu kami mengharapkan kerja sama dan dukungan dari masyarakat. Mungkin ada yang negatif dari kami, tapi kami juga sangat ingin bekerja sama dengan masyarakat, meningkatkan kualitas hidup kami, membantu masyarakat juga sehingga kita bisa bergandengan tangan, madani," simpul Ginan.
Daftar pemain terpilih untuk Training Camp menuju Homeless World Cup 2013:
Putra: Faizan (Jateng), Reza(Sumut), Fikri (DKI), Fahmi (DKI), Mifta (DKI), Dimas (Jatim), Bolang (Jatim), Yakub (Jabar), Ikbal (Sulsel), Niko (Sulsel), Ricky (Jabar), Aswar (Sulsel),Widodo (Banten), Lucky (DIY), Agus (Bali), AA Sandy(Jabar)
Putri: Cia (DKI), Santi (DKI), Melisa (DKI), Nining (DKI), Sani (Jabar), Eva (Jabar), Isye (Jabar), Dewi (Jabar), Nenden (Selection), Afriana (Banten), Tri (Banten), Dona (Selection), Elly(Jabar)

(a2s/krs)