Perubahan nama dari Indonesia Super League menjadi QNB League dipertanyakan Kemenpora. Beberapa klub yang berlaga di level teratas sepakbola Indonesia itu ternyata juga belum dapat sosialisasi dari PT Liga Indonesia.
Pergantian nama ISL menjadi QNB League 2015 terjadi sehari sebelum kompetisi dimulai, Sabtu (4/4/2015) pekan lalu. BVSport selaku pemegang hak komersial ISL mengumumkan hal tersebut melalui situs resmi PT Liga Indonesia, pemberitahuan serupa muncul juga di situs resmi PSSI.
QNB disebutkan menjadi titel sponsor ISL dengan durasi selama tiga tahun. Tapi, besaran nilai kontrak kerjasama itu tidak diumumkan oleh BVSport atau PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum, kami belum mendapatkan kabar sebelumnya. Belum ada sosialisasi lagi karena memang belum ada pertemuan dengan PT LIga," ungkap Sekretaris Persipura, Rocky Bebena, saat dihubungi oleh detikSport.
"Semua yang diputuskan oleh PT Liga, wajib diberitahukan ke klub peserta sebagai pemegang 99 persen saham. Saat RUPS lalu belum ada pembicaraan sedang bernegosiasi dengan siapa," tambahnya.
Rocky juga mempermasalahkan penggunaan nama QNB League. Idealnya kompetisi liga mencantumkan nama Indonesia di dalamnya. "Nama QNB League itu saya rasa kurang pas. Karena harus ada nama Indonesia-nya. Tapi, kami belum ada rencana untuk protes," lanjut Rocky.
Soal tidak adanya sosialisasi dari PT Liga Indonesia soal perubahan nama juga diungkapkan Direktur Bali United, Yabes Tanuri. Namun Yabes tidak mempermasalahkannya.
"Memang belum ada pemberitahuan (dari PT Liga soal pergantian titel kompetisi). Buat kami tidak ada masalah. Sama saja," ungkap Yabes.
Beberapa hari lalu Deputi V Bidang Harmonisasi Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, mempertanyakan perubahan nama dari ISL menjadi QNB League. PSSI dianggap telah melanggar statutanya sendiri soal penamaan kompetisi. (cas/din)











































