Pada laga final Piala Presiden 2018 yang dihelat, Sabtu (17/2/2018) malam WIB, Persija menuntaskan dengan gelar juara usai mengalahkan Bali United dengan skor 3-0.
Hasil yang dirayakan dengan sukacita mengingat Persija sudah lama tak meraih trofi bergengsi sejak menjuarai Liga Indonesia 2001. Belum lagi terkait penampilan Persija terakhir di final kompetisi yakni Copa Indonesia 2005.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Gede Widiade selaku Direktur Utama Persija menyayangkan aksi memalukan seperti itu bisa terjadi. Apalagi pihak klub terutama dari para pemain sudah mewanti-wanti sejak jauh hari untuk bisa menjaga fasilitas GBK pada laga final.
![]() |
"Saya menyesalkan, sangat menyesalkan. Kita sudah edukasi, kita sudah sampaikan agar tidak ada kejadian apa-apa, eh akhirnya malah kejadian. Kita sangat sesalkan itu, mas," tutur Gede dalam perbincangan dengan detikSport, Minggu (18/2/2018) siang WIB.
Baca juga: Gagal Menjaga GBK |
"Kita sudah koordinasi dengan Jak Mania, kemarin kita sudah sampaikan kapasitas penonton cuma 70 ribu. Animo masyaratkan terlalu besar, kita koordinasi dengan pihak kepolisan dan sebagainya. Panpelnya kan dari piala Presiden, giant screen (layar besar) sudah disiapkan (untuk menonton di seputaran stadion), pasukan keamanan juga sudah disiapkan," sambungnya.
![]() |
"Pemain, kepolisan, dan semuanya sudah memberi edukasi. Apapun yang terjadi sudah mengurangi nilai kemenangan kita. Padahal jika penonton tertib akan sangat bagus sekali."
Mewakili Persija, Gede pun meinta maaf kepada publik dan terutama pihak pengelola GBK atas kerusakan yang terjadi.
"Yang bisa kita sampaikan permintaan maaf dan yang kami bisa sampaikan agar The Jak Mania dan pengurus memberi edukasi kepada suporternya agar menjaga fasilitas stadion saat menonton," tutup Gede.
(mrp/nds)