'Timnas Masuk Empat Besar Asian Games Itu Cuma Mimpi'

'Timnas Masuk Empat Besar Asian Games Itu Cuma Mimpi'

Amalia Dwi Septi - Sepakbola
Senin, 23 Apr 2018 18:01 WIB
Timnas U-23 dianggap ketinggian mengincar empat besar Asian Games 2018 (Rengga Sancaya/detikSport)
Jakarta - PSSI menargetkan timnas Indonesia masuk empat besar di Asian Games 2018. Target itu dianggap terlalu tinggi karena timnas dibentuk dengan instant.

Hal itu disampaikan oleh mantan striker timnas Dede Sulaeman yang sukses membawa Indonesia juara Grup 3B Kualifikasi Piala Dunia 1986 zona Asia. Menurutnya peluang timnas Indonesia di Asian Games sangat berat.

"Kami berbicara yang real saja ya, yang fakta bahwa memang kalau melihat persiapan di Asian Games ini untuk timnas saya anggap agak berat karena memang lawan-lawannya kelasnya sudah berbeda," ungkap Dede saat ditemui di Jakarta, Senin (23/4/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kenapa saya katakan agak berat dan target masuk empat besar yang sudah dikumandangkan PSSI menurut saya hanya mimpi. Karena tim yang dibentuk ini bukan dari pembinaan jangka panjang tapi tim secara instant," sambungnya.

Dia menilai PSSI hanya membuat timnas secara instant tanpa menyiapkan atau melakukan pembinaan usia muda secara berjenjang. Tanpa pembinaan yang baik timnas Indonesia akan sulit berprestasi.

"Ini agak berat karena di dalam sepakbola itu ada hal yang terpenting adalah pembinaan usia muda yang berjenjang. Terutama dari 10 tahun, 12 tahun, 14, 16 sampai 19 tahun ini. Nah yang dilakukan PSSI adalah instant itu yang agak berat. Makanya peluang masuk empat besar agak berat karena berbicara secara real saja ya, tidak berangan-angan pasti masuk empat besar, walaupun kami tuan rumah."

Menurut Dede timnas Indonesia saat ini sangat berbeda dengan timnas di eranya. Pada masanya, timnas dihuni oleh campuran pemain muda dan senior.


"Waktu di era saya kami adalah memang sudah dipantau ada pemain-pemain mix antara pemain senior dan muda. Waktu itu pemain seniornya ada saya, Hery Kiswanto dan Rully Nere. Sementara sisanya adalah pemain-pemain muda yaitu jebolan pembinaan dari garuda 1, jadi pembinaanya sudah berjenjang. Kalau sekarang kelihatannya instant seperti itu. Inilah yang menjadi perbedaannya," tutup pemain yang sukses membawa timnas ke final SEA Games 1979.


(ads/mrp)

Hide Ads