Tentang Emak-Emak Kondektur Bus Bergaji Rp 11 juta di Samara

Laporan dari Rusia

Tentang Emak-Emak Kondektur Bus Bergaji Rp 11 juta di Samara

Mohammad Resha Pratama - Sepakbola
Jumat, 06 Jul 2018 22:10 WIB
Ibu-ibu kondektur bus di Samara, Rusia. (Foto: Mohammad Resha Pratama/detikSport)
Samara - Masih cukup jarang ditemui di Indonesia perempuan menjadi kondektur bus. Tapi di kota Samara, justru para perempuan yang mendominasi di pekerjaan ini.

Keunikan itulah yang detikSport temui saat mengunjungi Samara dalam rangka meliput laga perempatfinal Piala Dunia 2018, antara Swedia kontra Inggris di Cosmos Arena, Sabtu (7/7/2018) sore waktu setempat.


Mengingat pertandingan masih digelar besok, ada waktu luang untuk mengelilingi kota. Bus kota menjadi pilihan karena selain hemat, moda transportasi ini pastinya punya jalur ke berbagai penjuru kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jendela besarnya pun memberikan kesempatan untuk menyaksikan berbagai hal menarik. Sementara di dalam bus ada kesempatan untuk mengamati tingkah laku masyarakat dan bagaimana interaksi mereka.

Hal menarik pertama yang terlihat mata adalah tentang tugas kondektur yang diemban oleh seorang perempuan paruh baya. Pemandangan ini cukup menarik karena, tanpa bermaksud mengecilkan perempuan, selama ini lapangan pekerjaan ini lebih didominasi laki-laki.
Tentang Emak-Emak Kondektur Bus Bergaji Rp 11 juta di Samara

Selain itu perkembangan zaman membuat para kondektur ini mulai tergerus oleh teknologi. Misalnya, tengok bagaimana sistem di Transjakarta di mana penumpang melakukan pembayaran sebelum naik ke bus, sehingga tak perlu lagi ditarik uang atau karcisnya di dalam kendaraan. Dalam beberapa tahun ke depan, boleh jadi sistem ini akan dipakai semua operator bus kota karena tak perlu menggaji orang.

Di Samara, ibu-ibu kondektur akan menghampiri tiap penumpang yang baru naik dan menarik uang. Biayanya adalah 25 rubel atau sekitar Rp 6.250 untuk sekali jalan. Ada diskon untuk para mahasiswa, biasanya setengah harga.

Rupanya pemerintah Samara memang lebih memercayakan tugas kondektur ini ke para ibu-ibu.

"Kalau yang saya tahu kebanyakan di Samara memang seperti itu. Kondekturnya wanita semua, ibu-ibu gitu. Selain itu, ada juga pernah saya temuin pas di Kazan," ujar Dewa, mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Samara, dalam obrolannya dengan detikSport.

Lalu, bagaimana soal jam kerjanya? Untuk jam kerjanya, baik supir maupun kondektur bekerja selama sembilan jam. Periode kerjanya mulai pukul 06.00 pagi hingga 23.00 malam yang dibagi menjadi dua shift.


Cek video Highlights: Uruguay Vs Prancis 0-2

Pemerintah kota Samara membayar para kondektur ini dengan gaji 45 ribu rubel per bulan, atau sekitar Rp 11,25 juta. Sementara untuk supir mendapatkan bayaran 75 ribu rubel, kisaran Rp 18,7 juta. Ini belum termasuk insentif dan tunjangan-tunjangan.

Terlihat menggiurkan bukan? Apalagi jika dibandingkan dengan gaji di Indonesia. Misalnya untuk supir bus transjakarta, mendapatkan gaji Rp 6,7 juta/bulan untuk tipe bus biasa/single. Sementara untuk bus gandeng mendapatkan bayaran sekitar Rp 11,7 juta.

Tapi tentu saja tak bisa dibandingkan begitu saja tanpa memerhatikan aspek lain. Karena ongkos hidup di sana pasti berbeda dengan Jakarta. Tapi kalau Anda tertarik bekerja sebagai kondektur di sana, pemerintah kota Samara masih memasang iklan lowongan.

Mau?

Tentang Emak-Emak Kondektur Bus Bergaji Rp 11 juta di SamaraFoto: Mohammad Resha Pratama/detikSport
(mrp/raw)

Hide Ads