.webp)
Chelsea ditangani Sarri mulai musim 2018/2019. Kedatangan Sarri diharapkan bisa membawa Chelsea memeragakan permainan yang menghibur.
Napoli, klub yang ditangani Sarri sebelumnya, mendapat banyak pujian di Eropa pada dua musim terakhir atas gaya mainnya yang atraktif dan menghasilkan banyak gol. Manajer Manchester City, Pep Guardiola, jadi salah satu yang paling vokal menyuarakan kekagumannya terhadap gaya main Napoli di bawah Sarri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Napoli tak mendapat apa-apa dalam dua musim terakhir. Musim lalu, Napoli hanya nyaris juara Liga Italia sebelum akhirnya harus kembali mengakui keunggulan Juventus.
Baca juga: Jorginho 'Penerjemah' Sarri di Chelsea |
Fisik skuat beberapa kali disebut-sebut jadi faktor kegagalan Napoli. Sarri jarang merotasi pemain-pemain utamanya.
Musim lalu, ada enam pemain Napoli dengan menit bermain lebih dari 3.000. Jose Callejon jadi outfield player dengan menit bermain terbanyak (3.247) karena selalu jadi starter dalam 38 pertandingan.
Sebagai perbandingan, tak ada pemain Juve dengan menit bermain mencapai 3.000. Gonzalo Higuain yang punya menit bermain terbanyak di Juve tercatat berada di atas lapangan selama 2.818 menit.
Baca juga: Buang Rokok dan Pakai Jasmu, Sarri |
Situasi tersebut sangat dipahami oleh Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis. Ia pun menilai Sarri perlu mempertimbangkan hasil akhir dan tak sekadar main menghibur di Chelsea.
"Ya, ia seorang genius, tapi dia juga sangat saklek," ujar De Laurentiis seperti dilansir Standard.
"Dia hanya akan memakai 11-13 pemain dan mustahil bersaing dalam dua kompetisi ketika Anda melakukan hal itu."
"Seorang pelatih yang bonafide harus memenangi sesuatu, bukan cuma tampil menghibur," katanya menegaskan.
Sarri Ingin Bersenang-senang di Chelsea? Simak Videonya:
