Danielle, 18 tahun, belajar sepakbola dengan otodidak. Dia menonton rekaman permainan pemain-pemain top lewat DVD.
Dia ngotot terus berlatih meskipun kedua orang tua melarang. Tapi kemudian, kedua orang tuanya luluh dan memasukkannya ke DD memulai latihan sepakbola di GMSB di Kuningan, Jakarta Selatan. Waktu itu, dia masih berusia 9 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dhanielle Daphne Enggak Takut Bau Matahari |
Tak mau berhenti dan rela bersaing dengan pemain laki-laki untuk menembus persaingan sebuah tim di masa kanak-kanak menjadi jalan yang harus dilalui. DD berhasil menembus Timnas U-12 dan menjadi satu-satunya pemain putri di dalamnya.
Sejak itu, DD mantab berkarier di sepakbola putri. Dia bergeming saat dihujani ejekan atau diremehkan saat bermain sepakbola.
Bagi DD, ejekan itu lebih ringan ketimbang tak bisa berlatih. Dia akan rindu dan gelisah jika tak datang ke lapangan dan menggocek bola.
Hingga kini, DD, sapaan karib Dhanielle, masih tetap setia dengan sepakbola. DD bakal tampil bersama Timnas sepakbola putri di Asian Games 2018 di Palembang.
"Sepakbola itu... sudah menjadi sebagian dari hidup aku. Aku sudah menginvestasikan sebagian hidup aku di sepakbola," kata DD dalam wawancara One on One di detikSport.
"Bisa dibilang, sepakbola itu, cinta pertamaku," dia menegaskan.