8 Hari 3 Kekerasan di Sepakbola Indonesia

8 Hari 3 Kekerasan di Sepakbola Indonesia

Randy Prasatya - Sepakbola
Senin, 24 Sep 2018 13:52 WIB
Foto: Hasan Al Habshy
Jakarta - Masalah kekerasan di sepakbola Indonesia tak kunjung selesai. Tiga insiden kekerasan malah terjadi dalam kurun waktu delapan hari.

Insiden pertama adalah kekerasan terhadap perangkat pertandingan atau wasit. Wasit Abdul Razak dianiaya saat memimpin laga Persegres Gresik United melawan Persiwa Wamena pada ajang Liga 2 di Stadion Laskar Joko Samudro, Sabtu (15/9/2018) lalu.

Pemicunya adalah pelanggaran pemain belakang Persiwa, Hobert Robert Elopere, kepada David Fristian. Robert tak terima, kemudian meluapkan emosinya dengan membuka seragam dan memberi pukulan ke pada wasit.

[Gambas:Youtube]



Masalah kekerasan lainnya datang dari Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Edy terekam kamera menampar suporter PSMS Medan dalam laga melawan Persela Lamongan di Stadion Teladan, Jumat (21/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat laga berlangsung 65 menit, Edy yang awalnya duduk di tribun VVIP, turun dan mendatangi suporter di tribune terbuka Utara, belakang gawang. Hal itu kabarnya dipicu karena adanya suporter yang menyalakan flare.




Selang dua hari dari kekerasan di Medan, terjadi hal yang mengenaskan di kota Bandung. Satu The Jakmania tewas dikeroyok sebelum laga antara Persib Bandung vs Persija Jakarta bergulir.

Haringga Sirila meregang nyawa di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (23/9/2018) siang WIB. Dia menjadi korban ketujuh dari tingginya tensi rivalitas kedua kubu.

Lantas, bisakah PSSI ke depannya meminimalisir kekerasan dalam sepakbola?


(ran/fem)

Hide Ads