Setidaknya delapan pemain jebolan Timnas U-19 yang juara Piala AFF 2013 memperkuat Skuat Garuda kali ini. Mereka, Evan Dimas Darmono, Hansamu, Septian David, Muhammad Hargianto, Ricky Fajrin Saputra, Awan Setho Rahardjo, Zulfiandi, dan I Putu Gede Juni Antara.
Tapi, bersama delapan pemain itu, Timnas gagal mengulang hasil manis di kategori senior. Malah, Timnas Indonesia kalah di tangan Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan pemain Timnas Indonesia, Ferril Raymond Hattu, menilai PSSI telah gagal menjaga potensi pemain berbakat Indonesia. Persoalan yang berulang-ulang di Liga 1, yang tak bisa diselesaikan oleh PSSI, telah mempengaruhinya.
"Timnas U-19 itu mengandalkan individu, bakat. Sementara di level senior, tidak cuma butuh itu. Ada pengembangan teknologi, pemahaman sepakbola, dan kemampuan fisik," kata Ferril yang dihubungi detikSport, Kamis (22/11).
"Itu butuh proses. Prosesnya ada di kompetisi senior, yang di kita diputar Liga 1. Tapi, justru ada banyak masalah di sana. Di antaranya, gaji telat, pemahaman teknologi tidak jalan, fisik bagaimana. Pengawasan liga ada di PSSI," tutur kapten Timnas Indonesia di SEA Games 1991 itu.
"PSSI nya memang ada tapi sekadar ada atau memang mau membangun. Bukankah itu misi awal mereka, membangun sepakbola Indonesia, tapi realitanya tidak ada," ujar dia.
Liga 1 memang tak lepas dari masalah. Belakangan muncul kabar dugaan pengaturan skor yang melibatkan Persib Bandung, meski kemudian disebut hanya ucapan emosi pelatihnya.
(fem/yna)