Masyarakat Kecewa Timnas Buruk, PSSI Jangan Diam Saja

Masyarakat Kecewa Timnas Buruk, PSSI Jangan Diam Saja

Mercy Raya - Sepakbola
Senin, 26 Nov 2018 13:02 WIB
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta - Asprov PSSI Jawa Timur mendesak PSSI untuk mengambil sikap setelah muncul kekecewaan masyarakat atas hasil buruk Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Juga dugaan pengaturan skor di liga.

Timnas Indonesia tersingkir di kualifikasi grup Piala AFF 2018. Di sela-sela Timnas bermain, kompetisi tetap bergulir dan memunculkan dugaan pengaturan skor.

Masyarakat pun kecewa dan marah terhadap PSSI. Mereka meminta agar PSSI berbenah, dengan melengserkan Ketua Umum Edy Rahmayadi, yang kini juga menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, juga membenahi kepengurusan PSSI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekretaris PSSI Jatim, Amir Burhanuddin, meminta PSSI segera merespons tuntutan masyarakat. PSSI jangan diam saja.

"Apakah langkahnya seperti yang disampaikan publik atau ada formula lain, itu bagian respons yang harus diambil," kata Amir kepada detikSport, Senin (26/11/2018).




"Kami pertama kali yang menyampaikan ke pusat harus ada respons secara bijak adalah PSSI Jatim. Kami lebih dulu menyampaikan termasuk apa-apa yang terjadi di ranah Liga 1 dan Liga 2 tentang match fixing, dsb," dia menjelaskan.

"Intinya, kami meminta PSSI untuk mengambil langkah bijak dalam rangka merespons apa yang dibicarakan oleh masyarakat secara dominan itu apa. Itu dulu. Dalam rapat Exco tadi malam juga kami menyampaikan juga sedikit ataupun meluangkan waktu atau menambahkan agendanya membicarakan masalah apa-apa yang menggema di tingkatan publik," kata dia.

"Apakah respons itu harus dengan ketua umum. Ataukah ada formula lain. Yang penting, ini ada respons dari federasi dengan tidak mengindahkan apa yang diinginkan masyarakat," dia menegaskan.

Menyoal desakan untuk Ketua Umum PSSI harus mundur, Amir mengatakan harus dijelaskan lebih detail kaitannya dengan apa.




"Kalau dengan hak personalnya, kami tak bisa memaksakan itu. Tetapi, karena evaluasi yang menyeluruh maka itu harus dilakukan dulu evaluasinya. Apakah tepat apabila ketum mundur? Itu lebih mawas lagi pertimbangannya. Tapi kalau mundur dengan kaitan dengan jabatan pribadi kami tak bisa memaksa. Karena memang mereka dipilih bukan diangkat," ujar dia.

"Di PSSI itu tidak ada satu orang pun yang mengambil kebijakan secara dominan. Di semua tingkatan. Makanya, ada lembaga yang namanya Komite Eksekutif, dan keputusan yang diambil berdasarkan hasil rapat komek. Enggak mungkin ketum mempunyai pendapat sendiri dan Exco semuanya menolak.

"Makanya, kami katakan harus ada evaluasi menyeluruh karena keputusan PSSI tak bisa sendiri. Ketum sendiri, waketum, jajaran lain, apalagi sekjen. Makanya harus bijak, ya semuanya duduk bareng. Tak boleh menyalahkan satu dua orang," katanya.

"Karena kami tahu mekanisme internal makanya kami tidak menyuarakan seperti yang disuarakan pubpik. Tapi subtansinya adalah kami meminta PSSI merespons. Kalau tak benar sampaikan tidak benanrnya. Kalau evaluasi sampaikan hasil evaluasinya," ujar dia.

Amir berharap PSSI sudah mendapatkan hasil evaluasi dan menetap langkah sebelum kongres tahunan PSSI pada 20 Januari 2019.

"Soalnya kalau ini tidak maka anggota akan ambil sikap pada kongres itu. Yang lebih penting soal match fixing dan Timnas. Langkahnya harus ada tahun depan. Masalahnya selesai atau tidak, yang penting organnya dibentuk dulu. Mungkin membentuk tim evaluasi timnas dan membentuk tim investigasi untuk match fixing," dia mengimbau.






Tonton juga 'Sesmenpora Sentil Edy Rahmayadi: Lebih Care ke Suporter!':

[Gambas:Video 20detik]


Masyarakat Kecewa Timnas Buruk, PSSI Jangan Diam Saja
(mcy/fem)

Hide Ads