Dugaan pengaturan skor melibatkan Komite Eksekutif PSSI, Hidayat, dan petinggi klub, Vigit Waluyo. Hidayat disebut-sebut meminta manajer Madura FC, Januar Herwanto, mengalah saat menghadapi PSS Sleman di babak delapan besar Liga 2.
Saat dikonfirmasi pada acara Mata Najwa, Hidayat tak membenarkan tuduhan itu. Dia malah bilang siap bertanggung jawab jika terbukti melakukan pengaturan skor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak cara lah, kami mengingatkan juga bisa kepada PSSI atau mereka kami undang. Kan mengingatkan tidak mesti harus surat teguran. Kami undang baik-baik dan biasanya menjelang kongres PSSI akan sowan dan undang Kemenpora," kata Gatot di ruangannya, Lantai 3 Kantor Kemenpora, Kamis (29/11/2018).
"Lalu sampai kapan? Asumsinya dua pekan sebelum kongres mereka datang ke sini, ya sambil kami tanyakan kok dugaan pengaturan skor belum selesai? Kan tak perlu kasus besar. Kalau ternyata enggak, kami ingatkan untuk apa yang dilakukan. Bilamana perlu kami bisa bekerjasama dengan PSSI. Karena dalil UU tak perlu menunggu pelaporan," dia menambahkan.
"Apalagi, sudah ada penyebutan nama. Makanya saya bilang ini kesempatan PSSI untuk memperbaiki kredibilitasnya. Kalau masalah ini tak mampu, boro-boro urus yang lain," kata Gatot.
Kemenpora tak bisa bertindak lebih dulu. Pemerintah menunggu aksi PSSI.
"Tapi, kami masih menunggu. Sampai batas akhir tahun, kalau tidak di akhir tahun datang ke sini dan akan kami tanya kepada PSSI. Bisa saja kami misalnya ambil inisiatif datang ke kepolisian karena Undang-Undangnya ada. Taruh lah yang mengadukan pihak Kemenpora, kemudian polisi untuk bergerak. Mungkin pekan depan lah kami koordinasi dengan kepolisian. Konsultasi rutin biasa untuk mengatasi match fixing supaya tak menunggu," ujar dia.
"Justru jika perlu dan bersedia kami akan bawa PSSI. Tapi kami masih menunggu kedatangan Bapak Menpora juga (Menpora sedang umroh). Kami akan laporkan jika Menteri berkenan kami akan bergerak supaya PSSI tidak tersinggung," dia menambahkan.
(mcy/fem)