MU sedang terseok-seok. Setelah musim lalu gagal juara di berbagai turnamen, Setan Merah juga gagal bangkit musim ini di bawah asuhan Jose Mourinho.
Hingga pekan ke-17, MU masih berada di peringkat enam klasemen sementara dengan raihan 26 poin, tertinggal 19 angka dari Liverpool di puncak klasemen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Solskjaer merupakan pahlawan MU meraih treble winners pada musim 1998/1999. Aksinya yang paling dikenang tentu di final Liga Champions kontra Bayern Munich.
Di Camp Nou, Barcelona, 26 Mei 1999, MU sempat tertinggal 0-1 dari Bayern Munich hingga menit ke-90. Tapi dua gol dari Teddy Sheringham dan Solskjaer di injury time memastikan MU berbalik menang 2-1.
![]() |
MU pun meraih treble winners saat itu, menggenapi gelar Liga Inggris dan Piala FA yang sebelumnya diraih. MU menjadi tim Inggris pertama yang mampu meraih tiga gelar sekaligus dalam semusim. Dan Solskjaer menjadi penentu keberhasilan MU saat itu.
19 tahun berselang, Solskjaer sudah menjadi manajer MU. Ia datang dengan modal sempat menjadi manajer di Molde dan Cardiff City. Ia cuma sukses di Molde, dengan mempersembahkan dua gelar juara liga pada 2011 dan 2012.
Baca juga: Solskjaer: MU Selalu di Hatiku |
Meski minim pengalaman, Solskjaer tentu paham betul siapa dan bagaimana MU. Pengalamannya bermain di Old Trafford sejak 1996 hingga 2007 membuatnya jadi sosok yang cukup disegani di MU. Keuntungan tersendiri mengingat Mourinho dikabarkan tidak bisa mengendalikan beberapa pemain di ruang ganti.
Tugas Solskjaer pun menyelamatkan penampilan MU musim ini. Ia dituntut bisa membawa Paul Pogba dkk kembali tampil apik. Musim masih panjang, ada banyak waktu untuk berbenah.
Tapi, akankah Solskjaer menjadi pahlawan MU di masa injury time lagi seperti 1999? Menarik disimak kiprah pria yang semasa bermain dijuluki The Baby-Faced Assasins tersebut.
Baca juga: Solskjaer adalah Juru Selamat Setan Merah |