Satgas Mafia Sepakbola yang dibentuk oleh Jendral Tito Karnavian kembali melakukan pemanggilan, pada Kamis (27/12/2018). Kali ini, PT LIB diwakili oleh Direktur Utama Berlinton Siahaan dan COO Tigorshalom Boboy.
Pemeriksaan pun berlangsung tertutup yang digelar dalam beberapa sesi. Usai dimintai keterangan oleh pihak Kepolisian, Berlinton mengaku sangat senang bisa membantu Kepolisian untuk menepis dugaan praktek match fixing di sepakbola Tanah Air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kami sebagai penyelenggara sangat membantu sekali, semua pertanyaan tadi kami jelaskan dengan baik. Apa yang kami laksanakan, apa yang kami berikan, apa yang kami dapat, kami jelaskan semuanya. Tapi hal-hal itu yang di luar kendali kami saya tidak bisa jawab. Semampu saya, saya jawab semua, tapi intinya kalau ada yang bersalah maka tangkap saja. Supaya itu menjadi efek jera bagi yang lainnya. Kemudian lagi, kami mendukung sekali bahwa ini proses bisa berjalan dengan baik supaya industri sepakbola kami bisa lebih baik ke depan," kata dia.
Dalam pertemuan tersebut, Tigor mengaku masing-masing ada 20 pertanyaan yang diajukan. Kepolisian disebutnya ingin mengetahui sejauh mana LIB tahu soal pengaturan skor.
"Ada sekitar 20 pertanyaan yang disampaikan, dilimpahkan kepada Pak Berlinton. Tapi secara umum saya juga sama seperti Pak Berlinton, prinsipnya kami membantu apa yang Polri lakukan. Saya pikir ini sudah penyakit yang menahun yang bisa merusak sepakbola kita dan kami ada di barisan terdepan untuk bisa memerangi ini semua," kata Tigor.
"Pertanyaannya substantif terkait dengan adanya praktik pengaturan skor di kompetisi dan posisi LIB seperti apa, itu yang secara umum ditanyakan oleh pihak kepolisian," ujar dia.
Tak hanya itu, Kepolisian juga bertanya soal wasit. Bagaimana wewenang LIB kepada wasit dalam sebuah pertandingan.
"Soal wasit ya apa pekerjaan LIB, ketika ada hubungannya dengan wasit itu ada ranah sendiri di PSSI yang bekerja soal wasit," Tigor menambahkan.
"Ini hal yang sebenarnya kami tunggu-tunggu, kebetulan kami punya partner yakni kepolisian republik Indonesia dan kami pikir kami harus jalan sama-sama. Semua stakeholder yang merasa dan cinta pada sepakbola Indonesia harus sama-sama memerangi ini," katanya.