Marinus lahir di Sarmi, Papua sekitar 300 km dari Jayapura, 21 tahun silam. Menginjak usia sekolah dasar, dia gemar mendengarkan siaran radio. Waktu itu, di tempat tinggalnya belum ada yang memiliki televisi.
Pertandingan-pertandingan Persipura dan Timnas didengarnya lewat radio. Marinus kecil menikmati aksi-aksi Boaz lewat penuturan penyiar radio. Dia terpesona dengans etiap kalimat yang menggambarkan gol-gol Boaz lewat kaki kirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tahu Boaz dari radio. Saya dengar mereka menyebut-nyebut nama Boaz, karena dulu belum ada televisi. Dari kecil semua orang ingin main seperti dia. Nah, sekarang sudah terwujud bisa main sama dia. Itu senang banget," kata anak dari pasangan suami istri Regina Cawem dan Peter Wanewar ini.
Sejak itu, dia kian rajin berlatih sepakbola. Marinus juga bertekad lolos seleksi PPLP untuk membuka jalan menjadi pemain sepakbola. Malah, Marinus segera naik level mengisi tim senior di tahun yang sama.
"Saat bertemu Boaz itu, dia orang yang baik, kasih motivasi, dan bagaimana cara main bola main dengannya. Baik di dalam maupun luar lapangan," ujarnya.
(mcy/fem)