Persija berhasil menjadi kampiun Liga 1 2018. Tapi, keberhasilan itu tak berujung baik untuk klub asal Ibu Kota. Ada kesan match fixing yang muncul ke publik setelah Satgas Anti Mafia Bola menemukan dokumen keuangan yang sengaja dihancurkan.
Tuduhan match fixing dari sekelompok publik semakin mengarah ke Persija setelah Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, selaku pemegang saham Persija, dinyatakan tersangka akibat upaya menghilangkan barang bukti yang sudah diberi garis polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal itu, Ferry mendukung penuh pemberantasan match fixing yang ada di kompetisi Indonesia. Tapi dia meminta agar tudingan tersebut tak bersifat tendensius atau menyudutkan Persija.
"Kalau saya gini, kalau memang isu yang diangkat mengenai pengaturan skor, silakan. The Jak selalu akan mendukung semua tindakan untuk membuktikan, untuk membongkar mengenai mafia skor pertandingan segala macam, itu kami dukung, sepakbola kami harus bersih," ujar Ferry saat ditemui di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Kamis (21/2/2019)
"Tapi tolong jangan tendensius, jangan apa-apa semua manuvernya hanya dikait-kaitkan dengan Persija. Misalnya gini, kalau memang awalnya isu ini rame karena Persija dibilang settingan, kemudian ada pengaturan skor. Ini kan terjadi tahun 2018, tapi kan yang jadi kebingungan kami nih orang awam, dari anak-anak The Jakmania, penyelenggaraan 2015 itu PT Liga Indonesia baru, tapi kenapa sekarang fokusnya ke PT Liga Indonesia yang jadi penyelenggara terakhir tahun 2014. Itu kan juaranya bukan kami," sambungnya.
"Jangan dibikin panas. Harusnya petinggi-petinggi itu semua berusaha bagaimana caranya statemennya sama-sama adem karena kami ini korban. The Jak akan jadi orang pertama yang minta kalau memang ada pengaturan, Persija akan minta balikin lagi saja pialanya."
Ferry meminta agar tuduhan tersebut dibuktikan. Selama itu belum terbukti, dia hanya menganggap isu miring tersebut sekadar angin lalu.
"Tapi sebelum itu dibuktikan ya jangan spekulasi. Kami sampai detik ini masih menganggap juara yang sah. Kami tetap berada di tribune karena kami ini menghargai jerih payah pemain. Selama itu tidak bisa dibuktikan saya anggap itu omong kosong, tapi tolong pihak-pihak lain jangan memperkeruh keadaan," tegasnya.
(ads/ran)