Keinginan Ezra tampil di Kualifikasi Piala Asia U-23 2020 sirna. Dalam surat FIFA yang dikirimkan kepada PSSI menyebut pemain RKC Waalwijk itu tak bisa membela Indonesia. Sebab, Ezra telah memainkan pertandingan level A bersama Timnas U-17 Belanda pada 2013.
Ezra tercatat dua kali bermain untuk Timnas Belanda U-17, saat menghadapi Georgia dan San Marino pada Kualifikasi Piala Eropa U-17 2014. Dalam laga dengan San Marino, Ezra mencetak gol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, menjelang laga dengan Thailand pada Kualifikasi Piala Asia U-23, Ezra dipastikan tak bisa bertanding dengan Indonesia. PSSI telah mengetahuinya sejak pekan lalu, saat Ezra tiba di Jakarta.
Kasus itu menjadi pro dan kontra. Pemerhati sepakbola, Akmal Marhali, menilai kasus Ezra tersebut terjadi karena buruknya komunikasi. PSSI seharusnya lebih sigap.
"Sangat menarik soal Ezra. Di sisi lain AFF dengan mudah mengesahkan Ezra tampil di di SEA Games. Di sisi lain di FIFA justru terganjal. Artinya, selama ini ada miss pemahaman soal status pemain pindah kewarganegaraan antara FIFA dan konfederasi di bawahnya atau dengan federasi negara," ujar Akmal kepada detikSport, Jumat (22/3/2019).
"Kalau PSSI sih jangan ditanya yang sudah jelas saja bisa dilanggar, apalagi regulasi yang njelimet. Model-model mengurus izin di injury time sudah tidak boleh lagi menjadi cara kerja PSSI," katanya.
Akmal berharap kasus Ezra tak terulang lagi. PSSI harus lebih peka terhadap regulasi-regulasi baik di AFC, FIFA dan bahkan statuta PSSI sendiri.
"Ke depan PSSI harus lebih sigap untuk hal-hal yang terkait regulasi agar tidak mempermalukan diri sendiri dan juga menggoyahkan psikologi pemain karena ternyata harapannya membela Timnas terganjal," dia menegaskan.