Sterling dan De Bruyne bergabung dengan Manchester City pada musim panas 2015. De Bruyne direkrut dari VfL Wolfsburg, sedangkan Sterling diangkut dari Liverpool.
Keduanya berkembang bersama Citizens, mengantar klub tersebut memenangi beberapa gelar dan menjadi pilar serta bintang tim saat ini. Dari luar keduanya terlihat punya pembawaan yang berbeda. De Bruyne terlihat lebih tenang, sementara Sterling memunculkan impresi sebagai sosok yang ekspresif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya adalah orang yang sangat jujur. Karena itu saya akan ungkapkan satu rahasia kecil. Sebelum bergabung dengan Manchester City, saya tak tahu seperti apa Raheem Sterling itu," ujarnya.
"Saya tak pernah bertemu dengannya dan dari yang dibaca di media, saya pikir dia memiliki karakter yang sangat berbeda. Awalnya saya pikir, yaa, saya tak merasa dia merupakan pria buruk. Tapi tabloid-tabloid selalu mengklaim pemain ini arogan."
"Jadi saya pikir dia... bagaimana menyebutnya dalam bahasa Inggris? Mungkin sedikit brengsek?" tuturnya.
Meski begitu, Sterling ternyata tak seperti yang perkiraan De Bruyne. Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya kian dekat, apalagi anak-anak kedua pemain ini lahir di waktu yang juga bersamaan.
"Raheem dan saya punya koneksi yang kuat, karena kami bergabung dengan City di waktu yang sama dan banyak omongan negatif tentang kami di media," katanya.
"Kenyataannya saya tak punya banyak teman dekat, di dalam atau luar lapangan. Butuh waktu sangat lama bagi saya untuk terbuka. Tapi seiring berjalannya waktu, saya semakin dekat dengan Raheem karena anak-anak kami lahir di waktu yang bersamaan. Sehingga mereka sangat sering bermain bersama."
"Saya semakin mengenalnya dan sadar betapa cerdas dan tulusnya dia. Dia berbeda dengan apa yang dibicarakan di tabloid-tabloid. Ini kenyataannya: Raheem adalah salah satu sosok paling baik dan rendah hati yang saya temui di dunia sepakbola," kata De Bruyne. (din/ran)