Turnamen pramusim, Piala Presiden, menjadi bukti bahwa Persebaya bisa menjadi kandidat juara pada musim ini. Misbakhus Solihin cs menjadi runner-up ajang itu.
Persebaya mampu lolos dari grup sulit, bersama TIRA Persikabo, Persib Bandung, dan Perseru Serui, sebagai juara. Mereka membukukan dua kemenangan dan satu hasil imbang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persebaya gagal juara setelah kalah dari Arema FC. Setelah bermain 2-2 di kandang, Persebaya dihajar 0-2 saat berlaga di stadion Kanjuruhan.
![]() |
Rekrutan Baru Langsung Menyatu
Beberapa rekrutan baru Persebaya menunjukkan performa bagus. Hansamu Yama Pranata, Damian Lizio, Manuchekhr Dzhalilov, dan Amildo Balde langsung nyetel dengan tim asal kota pahlawan itu.
Persebaya membukukan sebanyak 15 gol di Piala Presiden, lebih dari separuhnya dicetak oleh Balde dan Dzaliliov. Balde empat kali menjebol gawang lawan, Dzaliliov lima kali.
Sementara itu, Lizio bisa langsung mengisi peran yang ditinggalkan oleh Robertino Pugliara sebagai pengatur serangan Persebaya.
Pemain asal Bolivia itu beberapa kali juga mampu menjadi pemecah kebuntuan untuk Persebaya di Piala Presiden. Ada dua gol yang disumbangkan pemain 29 tahun itu.
Di lini belakang, kombinasi dari Hansamu Yama dan Otavio Dutra sudah terbukti cukup solid. Catatan kebobolan Persebaya di Piala Presiden memang kurang bagus. Dalam 8 pertandingan, mereka cuma mencatatkan dua clean sheet. Ada 11 gol yang masuk ke gawang tim asuhan Bonek itu.
Meski demikian, ada beberapa kesalahan penjaga gawang saat melakukan antisipasi pada gol-gol ke gawang Persebaya itu. Miswar Saputra melakukan blunder saat leg I final Piala Presiden hingga hasil Persebaya vs Arema 2-2.
Sementara Abdul Rohim membuat kesalahan saat Persebaya ditaklukkan Arema 0-2 di Kanjuruhan.
Para rekrutan baru itu melengkapi pemain-pemain bintang yang sudah dimiliki Persebaya sebelumnya seperti Ruben Sanadi, Osvaldo Haay, Irfan Jaya, hingga Rachmat Irianto.
![]() |
Tangan Dingin Djanur untuk Persebaya
Djanur datang ke Persebaya setelah meninggalkan PSMS Medan. Bersama tim kota Pahlawan, dia finis di posisi papan tengah klasemen Liga 1.
Pelatih yang pernah 'magang' di Inter Milan itu mampu membawa Persebaya finis di posisi kelima klasemen akhir Liga 1 2019. Catatan yang buruk buat tim promosi.
Ada 14 pertandingan yang dijalani Djanur bersama Persebaya musim lalu. Rinciannya, delapan kali menang, sekali menuai hasil imbang, dan lima kali menelan kekalahan.
Sentuhan Djajang sudah terlihat lebih jelas di Piala Presiden. Persebaya dibawa menjadi runner-up. Bukan tidak mungkin Persebaya akan dibawa berjaya di Liga Indoensia seperti yang pernah dicapai oleh Persib pada Liga 1 2014 dan Piala Presiden 2015.
(cas/fem)