Tottenham dan Liverpool akan berhadapan di Wanda Metropolitano, Madrid, Minggu (2/6/2019) mendatang. Ini adalah pertemuan pertama kedua tim di final Liga Champions.
Buat Tottenham, merupakan pengalaman pertama bisa tampil di partai puncak kompetisi paling bergengsi antar klub di Eropa tersebut. Sementara bagi Liverpool, ini adalah final kesembilan di mana tahun lalu mereka juga mencapai tahap yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keberhasilan dua tim ini menjejak final jadi kebanggaan tersendiri untuk warga Inggris. Sudah sejak 2007/2008 silam, kala Manchester United menghadapi Chelsea, mereka tak melihat all English final.
Tapi situasi ini juga akan menjadi persoalan tersendiri untuk timnas Inggris. Pelatih timnas Inggris Gareth Southgate memprediksi akan ada sejumlah pemain yang sedikit kesulitan secara mental usai final nanti.
Padahal Inggris sudah ditunggu babak final UEFA Nations League pada awal Juni mendatang. Inggris akan menghadapi Belanda di Guimaraes pada 6 Juni, lalu melawan pemenang antara Portugal vs Swiss jika berhasil lolos.
Sementara ini tercatat ada enam pemain Tottenham dan tiga pemain Liverpool di 27 skuat awal untuk babak final tersebut. Skuat ini masih akan direduksi jadi 23 pemain pada 27 Mei mendatang.
"Kami harus membuat asesmen yang cepat tapi akurat terkait di mana kondisi mereka pada hari-hari tersebut. Akan jadi sesuatu yang sangat bergantung pada individu, memainkan laga sebesar itu," ungkap Southgate dikutip BBC.
"Akan jadi pertama kalinya kami mengalami hal ini. Kami tahun lalu punya Jordan (Henderson) dan Trent (Alexander-Arnold) di pusat latihan setelah sebuah kekecewaan besar dan itu tidaklah mudah untuk mereka."
"Jadi seseorang akan datang dengan kondisi pikiran seperti itu, sayangnya. Ini situasi yang unik. Saya rasa manajer timnas Spanyol sudah mengalami itu dalam beberapa waktu terakhir dan akan ada orang lain yang harus harus berurusan dengan itu."
"Itu adalah ujian untuk kemampuan manajemen kami dan terhadap semangat kami sebagai sebuah tim. Adalah tantangan terbesar untuk bersaing satu sama lain, lalu meninggalkan itu semua dan mengingat bahwa kami adalah sebuah tim di timnas Inggris, kami menyokong satu sama lain," imbuhnya. (raw/raw)