VAR populer saat perhelatan Piala Dunia 2018. Banyak pertandingan yang keputusannya semula keliru diambil wasit, namun menjadi lebih objektif saat ditinjau ulang lagi dengan VAR.
Beberapa kompetisi liga di Eropa kemudian menggunakan VAR, seperti Serie A Italia, LaLiga Spanyol, sampai Bundesliga. Liga Inggris belum menerapkan VAR pada kompetisi musim 2018/2019, tapi baru bakal digunakan pada musim 2019/2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan VAR bukanlah perkara mudah. Ada anggaran besar yang harus dikeluarkan demi meminimalisir kesalahan keputusan wasit.
Vietnam sudah mewacanakan menggunakan VAR pada putaran kedua V.League musim 2019. Vietnam memperkirakan teknologi itu bakal memakan biaya paling mahal Rp 9,8 miliar dan termurah Rp 3,6 miliar sudah termasuk perhitungan dari segi medan penempatan VAR.
Di Brasil, wacana VAR sudah ditolak pada Februari 2018. Alasannya adalah biaya mahal yang dibebankan oleh Konfederasi Sepakbola Brasil (CBF) kepada klub.
Menurut Presiden Vasco de Gama, Alexandre Campello, keputusan penggunaan VAR ketika itu hanya ditujukan bagi klub yang berkemampuan finansial mapan.
"Keputusan penggunaan VAR hanya bagi mayoritas yang punya keuangan mapan. Setiap klub harus membayar 500 ribu real Brasil (Rp1,7 miliar) atau 1 juta real Brasil (Rp3,5 miliar) untuk kompetisi penuh," ujar Campello seperti dikutip dari Sportbusiness.
Di Indonesia, belum diketahui dari mana anggaran didapat untuk menggunakan VAR. Saat ini PT. Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 sedang mengkaji dari sisi anggaran dan infrastruktur.
Anggota Komite Eksekutif (Exco), Yunus Nusi, mengakui bahwa pengadaan VAR sangat mahal. Namun dia belum bisa menyebut kisaran angkanya.
"Yang pasti mahal. Saya belum tahu pasti. VAR nanti juga situasional, mau semua pertandingan ada atau setiap wilayah ada supaya VAR bisa dibawa setiap ada pertandingan," kata Yunus kepada detikSport lewat sambungan telepon.
Baca juga: PSSI Setuju Liga 1 2019 Pakai VAR |