Dalam konferensi pers di ajang ICC 2019 yang digelar di Singapura, Zidane akhirnya mengetok palu nasib Bale di Madrid. Zizou menyebut, akan lebih baik jika Bale cepat-cepat pergi.
Pernyataan Zidane memicu kontroversi. Agen Bale yang pertama melontarkan serangan balasan. Andros Toensend, mantan rekan Bale di Tottenham Hotspur, ikut melakukan pembelaan untuk pemain depan Wales itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Zidane: Bale Bakal Segera Pergi dari Madrid |
Bale ikut mencetak gol ke gawang Atletico Madrid di final Liga Champions 2014. Tahun di mana Madrid kembali menjadi jawara Eropa setelah puasa 12 tahun.
Di tahun yang sama, Bale mencetak gol penentu keberhasilan Madrid juara Copa del Rey 2014. Dia melesakkan gol ke gawang Barcelona di menit ke-85 untuk memastikan Los Blancos menang 2-1.
Selanjutnya Bale menjadi pahlawan Madrid di final Liga Champions 2018 melawan Liverpool. Zidane, yang sudah menjadi pelatih kepala Madrid, memainkan Bale di menit ke-61 saat skor 1-1. Bale tak menyia-nyiakan kesempatan. Dia melesakkan dua gol di menit ke-64 dan ke-83.
Bale tentu saja bukan tak punya cela. Dia dikritik lantaran tak kunjung bisa berbahasa dan beradaptasi dengan budaya Spanyol. Dia pernah menolak hadir di makan bersama seluruh pemain hanya demi memenuhi jadwal tidurnya. Bale dianggap tak bersosialisasi dengan baik di Madrid. Hal lain, cedera telah berulang kali memaksa dia berada di pinggir lapangan.
Tapi Bale tetap memberikan yang terbaik saat berada di atas lapangan. Selama enam tahun di Santiago Bernabeu, Bale membantu mempersembahkan 14 trofi. Di antaranya 1 gelar LaLiga, 1 Copa del Rey, 3 Piala Dunia Antarklub, 3 Piala Super UEFA dan 1 Piala Super Spanyol.
Jumlah gol Bale hanya kalah dua biji dibanding Ronaldo (Brasil), dia mencetak dua gol lebih banyak dibanding Fernando Morientes (1997-2005). Sementara rasio menit per golnya (163) lebih baik dari Raul (184).
Melihat buruknya akhir hubungan Bale dengan Madrid, ini sebenarnya bukan hal baru. Entah kenapa, El Real seperti punya tradisi yang suram dalam melepas pemain-pemain yang sudah berjasa besar pada mereka.
Iker Casillas, pada tahun 2015, mengucap selamat tinggal ke Real Madrid tanpa satupun perwakilan klub menemaninya. Kiper yang menjadi ikon Madrid itu, yang berseragam Los Blancos selama 16 musim dan bertahun-tahun menjabat kapten, terisak sendirian saat membacakan surat perpisahan yang sudah dia siapkan di atas berlembar kertas.
![]() |
Kabarnya Casillas sendiri yang menolak ada perwakilan klub serta pemain Madrid datang ke konferensi pers. Pun menolak konferensi pers perpisahan itu dilangsungkan di Santiago Bernabeu. Tapi itu semua diawali dengan memburuknya hubungan dia dengan Florentino Perez, termasuk keputusan menjual dirinya ke FC Porto, yang sangat tidak dia inginkan. Casillas pergi dengan sunyi.
Sebelum meninggalkan Madrid dan gabung Juventus pada 2018, Cristiano Ronaldo juga merasa tak tak mendapat penghormatan yang layak. Beberapa bulan setelah berseragam Bianconeri, Ronaldo menyalahkan Perez atas kepergiannya.
"Saya merasa di dalam klub, terutama dari presiden, mereka tak mempertimbangkan saya sebagai pemain yang sama seperti yang mereka lakukan di awal (kedatangan saya). Dia (Perez) hanya melihat saya dari sisi hubungan bisnis. Saya tahu itu. Apa yang dia katakan pada saya tak pernah datang dari dalam hatinya," ucap Ronaldo pada Oktober 2018.
Bahkan pemain legendaris seperti Raul Gonzales juga dianggap tak dapat perhormatan yang sepantasnya saat memutuskan pergi ke Schalke 04 di 2012. Usia Raul memang tak lagi memadai untuknya bersaing dengan Ronaldo, Gonzalo Higuain atau Karim Benzema yang ketika itu mengisi lini depan Madrid.
Tapi atas apa yang sudah diberikan untuk Madrid, Raul sedianya dapat laga perpisahan. Hal mana umum didapat pemain legendari di banyak klub Eropa. Pada sebuah kesempatan, Raul pernah berkata kalau kepergiannya dari Real Madrid sebenarnya bisa lebih baik lagi.
Baca Juga: Perpisahan Sunyi Iker Casillas
(din/nds)