Lukaku mendapatkan pelecehan rasial kala Inter Milan meraih kemenangan 2-1 atas Cagliari di Sardegna Arena, Senin (2/9/2019) dini hari WIB. Ia mendapatkan perlakukan tak terpuji itu dari fans tuan rumah saat akan mengeksekusi penalti.
Pelecehan rasial kepada Lukaku semakin menjadi-jadi ketika ia mampu mengonversi penalti tersebut menjadi gol kemenangan Nerazzurri. Dalam video yang beredar di media sosial, para pendukung Cagliari menyoraki pemain asal Belgia ini dengan menirukan suara monyet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tindakan pendukung tim asal Sardania ini jelas mendapat kecaman dari banyak pihak. Pasalnya bukan sekali ini mereka melakukan pelecehan rasial kepada pemain berkulit hitam. Sebelumnya Moise Kean, Blaise Matuidi, Sulley Muntari pernah merasakan hal seperti Lukaku.
Namun pendukung garis keras Inter yang tergabung dalam Ultras L'Urlo della Nord justru mengambil sikap yang berbeda. Mereka membela tindakan fans Cagliari ini lewat surat terbuka yang mereka tulis di Facebook.
"Hai Romelu. Kami menulis surat untuk Anda atas nama Curva Nord, ya orang-orang yang menyambut Anda saat Anda tiba di Milan. Kami benar-benar menyesal Anda berpikir bahwa apa yang terjadi di Cagliari adalah rasisme, tulis Curva Nord.
"Anda harus memahami bahwa Italia tidak seperti banyak negara Eropa utara lainnya di mana rasisme adalah masalah yang nyata. Kami mengerti bahwa itu bisa terlihat rasialis bagimu, tetapi tidak seperti itu."
"Di Italia kami menggunakan beberapa 'cara' hanya untuk 'membantu tim kami' dan mencoba membuat lawan kami gugup, Ini bukan rasisme tetapi untuk mengacaukan konsentrasi mereka," tambahnya.
Cuva Nord menganggap tindakan yang dilakukan oleh fans Cagliari ini adalah bentuk dukungan kepada tim kesayangan mereka. Lukaku diharapkan justru bangga menerima teror tersebut. Pasalnya hal itu menjadi salah satu bentuk pengakuan terhadap kemampuan mantan penyerang Chelsea itu.
"Kami bukan rasialis dan juga bukan penggemar Cagliari. Anda harus memahami bahwa di semua stadion Italia orang bersorak tak hanya untuk tim mereka tetapi juga untuk lawan. Ini bukan untuk rasisme tetapi untuk 'membantu' tim," lanjutnya.
"Tolong anggap sikap penggemar Italia ini sebagai bentuk penghormatan terhadap fakta bahwa mereka takut kepada kemampuan mencetak golmu. Bukan karena mereka membencimu atau mereka rasialis," tegas mereka.
(pur/raw)