Timnas Indonesia hancur lebur di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Dari empat laga yang dilalui, semuanya berakhir dengan kekalahan untuk Indonesia.
Desakan agar pelatih Simon McMenemy mundur yang disuarakan suporter tak terhindarkan. Bahkan, suara-suara yang menyerukan agar Milla kembali ke Indonesia juga muncul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto, menyebut bahwa Milla sudah jatuh cinta dengan Indonesia. Ada hasrat dari Milla untuk bisa kembali ke Indonesia.
Gatot mengetahui hal itu dari mantan Sekjen PSSI, Ade Wellington, yang punya andil besar mendatangkan Milla ke Indonesia.
"Waktu itu dari Pak Ade wellington. Dia sampaikan keinginan Milla yang sebenarnya falling in love dengan Indonesia. Tapi bagaimana caranya? Pemerintah yang jelas tidak ada anggaran untuk membawanya. Kami harus adil pada cabang olahraga lain," kata Gatot.
"Kemudian saya berkomunikasi lagi dengan Ade Wellington, dia rupanya baru bertemu Milla di Spanyol. Milla masih punya keinginan. Kalau masalah gaji masih negotiable," sambungnya.
Saat mempekerjakan Milla, PSSI kabarnya harus mengeluarkan uang Rp 2 miliar setiap bulannya untuk gaji Milla dan asistennya. Masalah bayaran yang besar itu membuat PSSI memilih untuk mengakhiri kerja sama selepas Asian Games 2018.
Gatot menekankan bahwa pemerintah tidak bias urunan gaji dengan PSSI untuk kembali membawa Milla. Kemenpora cuma bisa bantu memfasilitasi.
"Tidak. Pemerintah tertutup untuk itu karena harus memikirkan yang lain. Memfasilitasi kami tidak masalah. Kalau tanggung gaji nanti kami diprotes sama yang lain. Tidak lucu. PSSI sudah dapat keistimewaan banyak dari pemerintah," ujar Gatot.
"Yang mau Luis Milla itu banyak. Dia masih nge-hold aja. Bisa saja dia lari ke negara lain yang gajinya jauh lebih besar."
"Milla menunggu peluang Indonesia. Indonesia mau memanfaatkannya apa tidak? Bukan nunggu timnas, nunggu PSSI. Kalau tidak, ya goodbye. Sekarang tergantung PSSI," Gatot menegaskan.
(ran/mrp)