Jakarta -
Kongres PSSI pada 2 November 2019 sempat dinilai tak sesuai arahan
FIFA. PSSI membantah hal itu dan FIFA tidak dalam posisi menyetujui atau tidak.
PSSI menjadwalkan kongres pemilihan pengurus baru pada 2 November di Hotel Shangri-La Hotel, Jakarta. Hal ini sudah disepakati voter dalam Kongres Luar Biasa (KLB) pada 27 Juli lalu di Ancol, walaupun sempat dijadwalkan 25 Januari 2020.
Belakangan, kongres pada awal bulan depan menjadi polemik. PSSI dianggap tak mengikuti arahan FIFA yang meminta kongres digelar pada Januari 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu calon ketum,
La Nyalla Mattalitti, keberatan dengan kongres yang digelar 2 November. Dia bahkan mengaku menarik diri jika tak sesuai arahan FIFA.
 Ratu Tisha dan Iwan Budianto. (Foto: Mercy Raya/detikSport) |
Ada ketakutan jika kongres tak dilakukan pada Januari 2020 bakal bermasalah. Sampai-sampai dua caketum, Vijaya Fitriyasa, dan anggota Komite Eksekutif PSSI Refrizal menemui Menpora Zainudin Amali pada Senin (28/10/2019). Mereka minta difasilitasi. Sementara, Menpora akan meminta arahan Presiden Joko Widodo.
PSSI memastikan kongres tak bakal cacat hukum. FIFA tidak dalam posisi menyetujui atau tidak.
"Tidak (cacat hukum)," tegas Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria kepada pewarta di Kantor Kemenpora, Senayan, Selasa (29/10/2019).
"Tanggal kongres sudah disetujui pada 27 Juli lalu. Sudah disepakati oleh votersnya. Kalau mau mengubah ya kongres lagi. Apa sudah disetujui? FIFA tidak dalam posisi menyetujui atau tidak menyetujui," Tisha melanjutkan.
Pelaksana tugas Ketum PSSI, Iwan Budianto, juga menegaskan bahwa kongres itu wewenang voter.
"Kongres itu kewenangan kita, Dewan Komite Pemilihan itu dipilih oleh kongres. Kita anggotanya FIFA, maka kami harus mengirimkan surat pemberitahuan bahwa kami akan melakukan kongres tanggal sekian," timpal pelaksana tugas Ketum PSSI, Iwan Budianto.
Selain masalah tanggal, FIFA dalam surat yang dikirimkan kepada PSSI juga mempertanyakan pemilik suara yang digunakan PSSI dalam kongres nanti. Iwan juga sekaligus meminta seluruh pihak untuk tak terlalu membuat situasi semakin memanas.
"Di statuta jelas berbunyi. Manakala kongres dilaksanakan pada saat kompetisi sedang berjalan, maka hasil kompetisi sebelumnya yang dijadikan voter," Iwan menjelaskan.
"Jauh lebih sulit memohon penunjukan tuan rumah Piala Dunia daripada memohon memajukan atau memundurkan tanggal kongres. Jadi sudahlah rekan-rekan, jangan lagi memperdebatkan mau tanggal 2, 9, atau 20, 21 (November), kami ini memohon Piala Dunia saja sudah dikasih FIFA, apalagi sekadar mengubah tanggal (kongres)," mantan CEO Arema itu menegaskan.
Simak Video "Video Erick Thohir ke Suporter Soal Elkan Baggott: Jangan Nyinyir!"
[Gambas:Video 20detik]