Menpora Disebut Akan Laporkan Rencana Kongres PSSI ke Presiden

Menpora Disebut Akan Laporkan Rencana Kongres PSSI ke Presiden

Mercy Raya - Sepakbola
Senin, 28 Okt 2019 21:56 WIB
Foto: Randy Prasatya/detikSport
Jakarta - Calon ketum PSSI, Vijaya Fitriyasa, menyebut Menpora Zainudin Amali akan melaporkan rencana Kongres PSSI pada 2 November kepada Presiden Joko Widodo. Itu setelah dia bertatap muka di kantor Kemenpora.

Vijaya mendatangi Menpora Amali bersama-sama dengan calon ketum PSSI lainnya, Fary Francis, dan anggota Komite Eksekutif Refrizal. Mereka menemui Menpora agar turut peduli dengan Kongres PSSI untuk pemilihan ketum PSSI periode 2019-2023 yang dilangsungkan akhir pekan ini.

Langkah itu diambil karena Kongres semakin dekat. Vijaya berharap dukungan Menpora Amali agar Kongres PSSI tidak dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk mengubah kesepakatan yang sudah dibuat voters.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu kasus yang muncul adalan aksi salah satu calon ketum PSSI lain, La Nyalla M. Mattalitti, yang tiba-tiba menarik diri dari Kongres 2 November. Sebelumnya, dia dinyatakan mundur, namun mengklarifikasi menarik diri karena menilai Kongres PSSI pada 2 November karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Dia menyebut perubahan waktu Kongres PSSi dari 25 Januari 2020 menjadi 2 November tidak sah.

Padahal, kata Vijaya, perubahan waktu pelaksanaan Kongres PSSI itu merupakan kesepakatan voters dan telah dilaporkan kepada FIFA. Dalam prosesnya FIFA juga telah memberikan surat balasan yang menyetujui Kongres PSSI bisa digelar 2 November melalui surat yang dikirimkan Head of Member Association Governance Services, Secretary General, Luca Nicola. Surat ditujukan kepada Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria.

Bagaimana respons Menpora Amali?

"Hasilnya, Pak Menteri mau lapor Presiden dulu," kata Vijaya dalam pesan singkatnya Senin (28/10/2019).

Menurut Vijaya pengaduan ke Menpora Amali itu bukan berarti mengundang pemerintah agar mengintervensi Kongres PSSI, namun sebagai bentuk keterbukaan PSSI kepada pemangku kepentingan olahraga lain.


"Pemerintah ini kan hanya sebagai fasilitator. Jadi, yang mau Kongres di Januari (2020) dengan November (2019) itu dipertemukan. Jadi, bukan pemerintah ikut campur, tapi sebagai fasilitator," katanya.

"Kami mengakui surat yang dikirimkan pada 21 Agustus terkait kongres digelar 2 November. Dalam konteks ini kongres masih relevan dengan statuta PSSI, kami akan bertanya siapa klub-klub di Liga 1 (18), Liga 2 (16), Liga 3 (16) yang akan berpartisipasi dalam kongres nanti adalah tim yang masih berlangsung saat itu. Yakinlah FIFA dan AFC akan terus membantu dan memantau situasi dengan cermat," FIFA menuliskan dalam surat tersebut.

"Kalau saya lebih nyaman diadakan di Januari karena berdasarkan kesepakatan PSSI dengan FIFA. Sudah ada road map, Januari dan statusnya itu Kongres Biasa bukan KLB. Kalau November ini kan berarti statusnya Kongres Luar Biasa, karena dipercepat padahal waktunya cuma dua bulan saja," Vijaya menjelaskan.

"Kami juga menghargai klub-klub yang sudah berkompetisi di tahun 2019 ini. Kalau misalnya hitungan waktu dua bulan dan mereka tidak terakomodasi karena voter-nya itu hitungannya di tahun lalu. Ini kan menurut saya tidak fair," tegas Vijaya.




(mcy/fem)

Hide Ads