De Bruyne berhasil membawa Belgia lolos ke putaran final setelah menuntaskan fase grup dengan nilai sempurna dari 10 laga. Tak cuma itu, Belgia bahkan cuma kebobolan empat gol dan mencetak 40 gol!
Belgia pun jadi salah satu tim unggulan di pot 1 bertama Inggris, Spanyol, Prancis, Jerman, dan Ukraina yang lolos sebagai juara grup. Ada yang berbeda dari Piala Eropa tahun depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Grup A ada Roma-Baku, lalu di Grup B ada Rusia-Kopenhagen, lalu di Grup C ada Amsterdam-Bukarest, Grup D ada London-Glasgow, Grup E ada Bilbao-Dublin, dan Grup F ada Munich-Budapest
Dengan demikian, empat dari enam tim di Pot 1 sudah mendapat tempat yakni Italia (Grup A), Inggris (Grup D), Spanyol (Grup E), dan Jerman (Grup F). Mereka semua adalah negara tuan rumah.
Belgia gagal jadi tuan rumah karena Stadion King Boudoin tidak lolos verifikasi dan Ukraina tidak mengajukan diri. Alhasil Belgia secara otomatis masuk ke Grup B bersama Rusia dan Denmark.
Sebab, Ukraina tidak mungkin berada satu grup dengan Rusia terkait konflik politik. UEFA punya tiga patokan untuk menentukan tuan rumah, yakni kesiapan infrastruktur, kondisi geografis, dan politik.
Hal inilah yang membuat De Bruyne kesal karena merasa Piala Eropa sudah kehilangan prestisenya, ketika negara-negara unggulan sudah bisa meramalkan akan bertemu siapa. Sebelumnya, negara-negara peserta dilanda rasa penasaran karena lawan baru diketahui dari hasil pengundian.
"Ini sangat memalukan. Menurut saya Piala Eropa 2020 seperti kompetisi palsu. Sepakbola lama-kelamaan makin mengarah ke bisnis," ujar De Bruyne kepada VTN Nieuws yang dilansir Sportskeeda.
(mrp/cas)