Fuad dan Yovan, dua suporter Indonesia korban pengeroyokan di Malaysia sebelum laga antara Timnas Indonesia dan Malaysia Kualifikasi Piala Dunia 2022, bertemu Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot S Dewa Broto, di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Keduanya didampingi tim kuasa hukumnya, serta aktor Darius Sinathrya sebagai fasilitator.
Dua korban itu mengonfirmasi kejadian pengeroyokan dialami mereka adalah aksi sweeping suporter Malaysia kepada pendukung Indonesia yang away ke Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin mengklarifikasi jika insiden kemarin adalah aksi sweeping yang dilakukan oknum pendukung Malaysia. Kejadiannya nyata dan bukan hoax, kami berdua ini korbannya," kata Fuad.
"Kejadiannya berlangsung di Bukit Bintang Selasa tanggal 19 pukul 02.00 dini hari waktu Malaysia. Kami dikeroyok sekitar 15-20 orang saat baru naik taksi online. Paspor, handphone, dan dompet ikut dirampas," Fuad menambahkan.
Sementara itu, Yovan berharap pemerintah dan PSSI turun tangan membantu penyelesaian kasus ini. Hal. tersebut agar tidak ada lagi korban-korban lainnya dari kedua pihak di masa depan.
"Tolong segera diusut masalah ini agar tidak ada lagi dendam di antara dua suporter. Karena, kalau dibiarkan bisa menimbulkan korban baru dan juga serangan balasan dari pendukung timnas yang tidak terima, itu yang harus dihindari," ujar Yovan.
Sesmenpora Gatot menyatakan telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan KBRI di Kuala Lumpur untuk mengusut kasus ini. Pemerintah juga telah mengirim surat protes kepada pemerintah Malaysia terkait aksi pengeroyokan yang menimpa Warga Negara Indonesia.
"Kami dari Kemenpora dan Kemenlu terus menerus berkoordinasi soal kejadian ini, Meski sekarang lagi sibuk juga dengan SEA Games. Surat nota protes juga sudah dikirim KBRI dan Kemenlu, namun sampai sekarang belum dibalas pemerintah Malaysia," kata Gatot.
(bay/fem)